Protes Kasus Korupsi Netanyahu, Ribuan Warga Penjajah ‘Israel’ Berunjuk Rasa di Tel Aviv

Sepuluh ribuan warga penjajah ‘Israel’ pada Sabtu (9/12/2017) malam menggelar aksi protes terkait kasus korupsi perdana menterinya, Benjamin Netanyahu. (Sumber Foto: Anadolu Agency)

SALAM-ONLINE: Ribuan warga penjajah “Israel” menggelar aksi protes di Tel Aviv, Sabtu (9/12/2017) malam. Aksi ini dilakukan dua kali berturut-turut dalam dua pekan. Sebelumnya, Sabtu (2/12) pekan lalu unjuk rasa serupa juga dilakukan.

Pendemo yang menurut perkiraan polisi berjumlah 10 ribu orang itu memprotes kasus korupsi Perdana Menteri penjajah “Israel”, Benjamin Netanyahu. Jumlah demonstran diperkirakan terus bertambah hingga mencapai 20 ribu orang.

Kasus pertama Netanyahu adalah menerima hadiah dari pengusaha kaya. Dalam kasus kedua, Netanyahu terlibat dalam negosiasi kesepakatan dengan pemilik surat kabar dengan imbalan pembatasan pemberitaan terhadap pesaingnya.

Jika dituntut, Netanyahu akan mendapat tekanan kuat untuk mengundurkan diri atau menggelar pemilu untuk menguji apakah dia masih memiliki kepercayaan untuk memerintah.

Baca Juga

Partai sayap kanan, Likud, partainya Netanyahu, mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa demonstrasi tersebut dilakukan oleh kelompok sayap kiri. Partai Likud meminta semua orang “Israel” untuk mendukung Netanyahu yang saat ini membela “Israel” melawan kritik internasional setelah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Zionis.

“Alih-alih bersatu dengan semua orang di belakang Yerusalem dan menunjukkan kepada dunia sebuah persatuan, sayap kiri justru tidak dapat menahan diri dan lebih memilih untuk menciptakan perpecahan,” kata pernyataan tersebut.

Selama demonstrasi, para pemrotes telah menyatakan mereka adalah pendukung partai sayap kiri dan kanan. Pada Sabtu (9/12) malam, mereka memegang spanduk yang bertuliskan: ‘Baik kiri maupun kanan (kami menuntut) integritas’, ‘Kami muak dengan koruptor (politisi)’ dan ‘Sapu orang-orang yang korup’. (EZ/Salam-Online)

Sumber: Reuters

Baca Juga