Tiba di Kairo, Mantan Perdana Menteri Mesir Ini Diculik?

Ahmed Shafiq

KAIRO (SALAM-ONLINE): Keberadaan mantan perdana menteri Mesir Ahmed Shafik yang diberitakan telah tiba di Kairo pada Sabtu (2/12/2017) malam tidak jelas.

Menurut pengacaranya, Shafik ditangkap di Uni Emirat Arab (UEA) pada Sabtu sebelumnya dan dideportasi ke Kairo setelah dia mengumumkan rencana untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Mesir pilpres 2018 mendatang.

Jika Shafiq berhasil menjadi capres tahun depan, itu berarti dia berhadapan dengan Abdel Fattah el-Sisi yang juga mencalonkan diri dan berupaya melanggengkan kekuasaannya.

Saat mendarat di ibu kota Mesir, Kairo, seperti dilansir Aljazeera, Ahad (3/12), Shafik bergegas ke tempat tujuan yang tidak diketahui, kata seorang pejabat bandara.

Saksi mata mengatakan bahwa dia meninggalkan bandara dengan mobil Mercedes tapi tidak jelas ke mana tujuannya.

Surat kabar Al-Ahram milik pemerintah mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Shafik pergi ke sebuah hotel.

‘Diculik’

Namun, kantor berita Bloomberg melaporkan bahwa anak perempuan Shafik menuduh otoritas Mesir telah “menculik”  ayahnya.

Baca Juga

Amira Ahmed Shafik mengatakan dalam rekaman suara yang dikirim ke Bloomberg bahwa ayahnya (76 tahun) dilarang untuk mengakses pengacaranya. Mereka berencana untuk menuntut pihak berwenang Mesir atas perlakuan terhadap Shafiq.

Shafik adalah perdana menteri Mesir selama satu bulan di tahun 2011 saat pergolakan di negara yang berujung tumbangnya Presiden Husni Mubarak itu.

Setelah kalah dalam pilpres 2012 dengan Mohammad Mursi, Shafik melarikan diri ke UEA. Dia diadili secara in absentia di Mesir dan dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi.

Dia kemudian dibebaskan, yang membuka jalan dirinya kembali ke Mesir untuk mengikuti pemilihan presiden pada 2018 mendatang.

Laporan tentang kedatangan Shafik di Kairo diketahui setelah pengacaranya, Dina Adly, mengungkapkan di Facebook bahwa kliennya telah ditangkap di rumahnya, UEA, dan akan dideportasi ke Mesir.

Adly juga mengatakan bahwa semua lini komunikasi pihaknya dengan Shafik telah ditutup sejak Jumat (1/12).

Pada Sabtu (2/12), kantor berita UEA, WAM, mengatakan bahwa Shafiq sedang menuju Kairo, sementara keluarganya masih tinggal di UEA. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga