Yordania Peringatkan AS Bahayanya Akui Yerusalem Jadi Ibu Kota Zionis

Menlu Yordania, Ayman Safadi

AMMAN (SALAM-ONLINE): Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan konsekuensi bahayanya jika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota wilayah jajahan Zionis “Israel”.

Hal itu disampaikan Safadi untuk merespons rencana AS yang ingin memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Kota Suci Umat Islam, Yerusalem (Al-Quds) tersebut.

Dia mengatakan bahwa keputusan semacam itu akan “memicu kemarahan di seluruh dunia Arab dan Muslim, menambah ketegangan dan membahayakan usaha perdamaian”.

Safadi menegaskan hal ini dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, Ahad (3/12/2017) malam, sebagaimana dilansir Kantor Berita Yordania PETRA, Senin (4/12).

Safadi menyoroti perlunya melestarikan status sejarah dan hukum kota suci tersebut. Pada saat yang sama dia menekankan bahwa perlunya AS menahan diri untuk tidak mengambil tindakan yang bertujuan mengubah status quo Yerusalem.

Dia juga mengingatkan konsekuensi serius jika AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota wilayah jajahan “Israel”. Hal itu mengacu pada status keagamaan, sejarah dan status nasional kota Yerusalem yang tidak hanya penting bagi orang-orang Palestina dan Yordania, tapi juga untuk semua orang di dunia Arab dan Islam.

Baca Juga

Safadi mengatakan kepada Tillerson bahwa tindakan AS seperti itu, akan memicu kemarahan yang besar dan membawa lebih banyak ketegangan di dunia Arab dan Muslim.

Safadi pun memperingatkan bahwa mengakui Yerusalem sebagai ibu kota wilayah jajahan “Israel” akan membahayakan usaha AS untuk mencapai perdamaian antara “Israel”-Palestina.

Dia menekankan perlunya menangani status Yerusalem dalam rangka negosiasi akhir dan sesuai dengan semua resolusi internasional yang relevan.

Kementerian Luar Negeri Yordania juga telah menyerukan pertemuan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menangani perkembangan terakhir yang terkait dengan Yerusalem. Satu hal yang akan memicu berkobarnya konflik dan ketegangan baru jika Trump mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota wilayah jajahan “Israel”. (MNM/Salam-Online)

Sumber: http://www.petra.gov.jo/Public_News/Nws_NewsDetails.aspx?Site_Id=1&lang=2&NewsID=330140&CatID=13&Type=Home&GType=1

Baca Juga