Demonstran pun Protes Uang Negara Terkuras karena Campur Tangan Iran di Suriah
TEHERAN (SALAM-ONLINE): Pemimpin tertinggi Iran menyalahkan “musuh” eksternal terkait meningkatnya gejolak di negara Syiah itu. Jumlah korban tewas dalam demonstrasi anti rezim ini telah mencapai lebih dari 20 orang, termasuk seorang polisi, lansir Aljazeera, Rabu (3/1/18).
Sedikitnya delapan orang tewas pada Senin (1/1/) malam, menurut media pemerintah. Total yang terbunuh sejak demonstrasi dimulai pada 28 Desember 2017 lalu menjadi 22 orang.
Dalam sambutan publik pertamanya sejak demonstrasi dimulai, Khamenei mengatakan bahwa “musuh” Iran telah bersekutu dan menggunakan berbagai cara yang mereka miliki, termasuk “uang, senjata, politik dan intelijen”, untuk menimbulkan keresahan.
“Martabat, keamanan, dan kemajuan bangsa Iran berutang pada pengorbanan diri para martir. Yang mencegah musuh mengerahkan kekejaman mereka adalah semangat keberanian, pengorbanan, dan kepercayaan di dalam bangsa,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs resminya.
“Saya ingin mengatakan sesuatu tentang kejadian ini, dan saya akan berbicara dengan orang-orang terkasih saat waktunya tepat,” ungkap Khamenei
“Bangsa Iran selamanya akan berutang kepada para martir, yang meninggalkan rumah dan keluarga mereka, untuk melawan musuh-musuh jahat.”
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, Selasa (2/1) mengatakan bahwa AS akan meminta sebuah sidang darurat Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dan Dewan Hak Asasi Manusia untuk membahas Iran.
“Orang-orang Iran menangis karena kebebasan,” katanya kepada wartawan. “Semua orang yang mencintai kebebasan harus berdiri dengan tujuan mereka.”
Demonstrasi anti-pemerintah pertama kali meletus di kota terbesar kedua di Iran, Masyhad. Awal unjuk rasa dipicu oleh kemarahan atas tingginya biaya hidup dengan melambungnya harga-harga kebutuhan pokok dan meningkatnya pengangguran serta keadaan ekonomi secara keseluruhan yang makin memburuk di bawah pemerintahan Presiden Hassan Rouhani.
Demonstran dengan cepat menyebar ke bagian lain di negara itu. Dan, tak hanya menggelar aksi protes soal ekonomi, tetapi juga tuntutan politik. Pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan yang menentang “kebijakan” luar negeri Iran.
Pengunjuk rasa menentang pemerintah yang menguras uang negara terkait “kebijakan” luar negeri serta militer yang dinilai mencampuri urusan negara lain seperti konflik di Suriah dan intervensi dalam negeri Lebanon. Tak berhenti sampai di situ, protes pun melebar ke kasus korupsi yang dilakukan oleh rezim.
Meskipun ada ancaman dari Korps Pengawal Revolusioner Iran (IRGC) untuk menghentikan demonstrasi tersebut, demonstran terus turun ke jalan, digambarkan sebagai demo terbesar sejak unjuk rasa besar terjadi di tahun 2009.
Sejauh ini, setidaknya 530 orang—450 di ibu kota Iran, Teheran, dan 80 di kota Arak—telah ditangkap, menurut media pemerintah. (S)
Sumber: Aljazeera