Hari Keenam Demonstrasi Anti Rezim di Iran, 21 Orang Tewas

TEHERAN (SALAM-ONLINE): Warga Iran yang tewas dalam kerusuhan di negara itu terus bertambah. Setidaknya 21 orang dilaporkan telah tewas di Iran selama enam hari demonstrasi di berbagai kota, menurut media pemerintah.

Sembilan orang Iran terbunuh di provinsi Isfahan saat demonstrasi anti-pemerintah pada Senin (1/1/2018) malam.

Televisi pemerintah melaporkan pada Selasa (2/1) bahwa enam orang tewas di Kota Isfahan, Qahderijan, saat melancarkan serangan di sebuah kantor polisi, dan satu lagi di Khomeinishahr.

Menurut media pemerintah, penyerang tersebut berusaha masuk stasiun untuk mendapatkan senjata.

Seorang anak laki-laki berumur 11 tahun dan seorang pria berusia 20 tahun termasuk di antara mereka yang terbunuh di Khomeinishahr.

Selain itu, kantor berita semi-resmi Iran, Mehr, mengatakan seorang anggota milisi Basij dan seorang perwira polisi tewas di Najafabad, 350 km selatan ibu kota Teheran, Senin.

Menurut laporan, seorang tentara Garda Revolusi Iran (IRGC) ditembak oleh seorang penyerang yang menggunakan senapan berburu di Najafabad.

Dalam laporannya, Aljazeera, Selasa (2/1/2018) mengatakan tidak dapat secara independen memverifikasi apakah anggota IRGC yang dimaksud adalah petugas polisi yang sama dengan yang dilaporkan telah tertembak.

Namun secara keseluruhan, setidaknya 21 orang telah tewas di Iran selama enam hari demonstrasi, menurut media pemerintah. Sekitar 450 orang ditangkap. Rinciannya seperti disampaikan Deputi Gubernur Teheran: 200 orang ditangkap pada Sabtu; 150 pada hari Minggu; dan 100 lagi, Senin.

Baca Juga

Komentar Khamenei

Pada Selasa (2/1), otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, menuduh “musuh” negara menciptakan kerusuhan di negara tersebut.

Dia mengatakan bahwa “musuh” Iran telah bersekutu dan menggunakan berbagai cara yang mereka miliki, termasuk “uang, senjata, politik dan badan intelijen” untuk menimbulkan kerusuhan saat demonstrasi anti-pemerintah nasional berlanjut.

Sebuah foto diambil dari video menunjukkan demonstran di Tuyserkan, Ahad (31/12/2017). (Foto: Reuters)

“Martabat, keamanan dan kemajuan bangsa Iran berutang pada pengorbanan diri para martir. Yang mencegah musuh mengerahkan kekejaman mereka adalah semangat keberanian, pengorbanan dan kepercayaan di dalam negara,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs resminya”Saya ingin mengatakan sesuatu tentang kejadian ini, dan saya akan berbicara dengan orang-orang terkasih saat waktunya tepat.”

“Bangsa Iran selamanya akan berhutang kepada para martir, yang meninggalkan rumah dan keluarga mereka, untuk melawan musuh-musuh jahat,” ujarnya.

Meskipun ada ancaman dari IRGC untuk menghentikan demonstrasi tersebut, demonstran terus menerus turun ke jalan-jalan di berbagai wilayah di Iran, dalam apa yang telah digambarkan sebagai unjuk rasa terbesar di negara ini sejak demonstrasi besar-besaran terjadi pada 2009. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga