Kritik Pedas Ekonom Senior Rizal Ramli Soal Impor Beras

Dr Rizal Ramli

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Keputusan pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton dari Vitnam dan Thailand, menuai kritik dari berbagai kalangan, lantaran bertepatan dengan musim panen petani di Indonesia.

Kritis pedas di antaranya datang dari Ekonom Senior, Dr Rizal Ramli, melalui akun Twitternya @RamliRizali. Dalam salah satu cuitannya, ia memposting ulang video Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo yang memastikan produksi beras asal Sulsel itu melimpah. Bahkan dikatakan mencapai over stok 2,6 juta ton dan siap dikirim ke seluruh Indonesia.

“Yang mau terus impor beras brengsek,” kata Rizal, dalam akun Twitternya seperti dikutip Viva.co.id, Senin (15/1/18).

Dilansir dari Vivanews, ia  mengungkapkan, fee yang dapat diperoleh oleh importir beras berkisar antara US$20-30 per ton, sehingga keuntungan importir akan mencapai Rp202 miliar untuk 500 ribu ton beras yang diimpor.

“Jadi, bila kita kalkulasi, US$20-30 per ton dikalikan dengan 500 ribu ton, akan terdapat keuntungan sebesar US$10-15 juta, atau Rp135–202 miliar,” kata Mantan Menko Perekonomian itu melalui pesan singkatnya.

Baca Juga

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah lewat Kementerian Perdagangan siap melakukan impor beras 500 ribu ton pada Januari ini, usai bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution,

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan, impor yang dilakukan adalah untuk beras khusus dengan kategori kepecahan di bawah lima persen. Impornya bakal dilakukan oleh BUMN pangan, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

“Jadi, saya melaporkan kepada beliau, beras yang kita impor adalah beras yang masuk dalam kategori beras keperluan lain. Yaitu, dengan tingkat kepecahan di bawah lima persen. Itu Permendag 1 nomor 2018 mencakup itu dan itulah yang kita impor,” kata Enggar, usai bertemu Darmin, Jumat (12/1). (*)

Sumber: Vivanews

Baca Juga