Kejahatan Perang di Suriah: Sepekan Terakhir Rezim Asad dan Rusia Bunuh 277 Warga Sipil
SALAM-ONLINE: Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada Sabtu (10/2/18) menyerukan tindakan internasional untuk menghentikan konflik berdarah di Suriah. Dalam sepekan terakhir 277 warga sipil terbunuh akibat serangan mematikan yang dilancarkan rezim Asad dan Rusia tersebut.
”Dalam seminggu ini telah menjadi salah satu periode paling berdarah dari keseluruhan konflik, dengan gelombang demi gelombang serangan mematikan yang menyebabkan korban sipil jatuh di daerah Ghouta Timur dan Idlib,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra’ad Al Hussein, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Sabtu (10/2)
Dia mengungkapkan 230 warga sipil meregang nyawa dalam serangan udara oleh rezim Suriah dan sekutunya, Rusia, serta milisi dukungan Iran, di daerah Ghouta Timur dan Idlib.
Pernyataan tersebut menambahkan sekitar 350.000 orang terjebak di Ghouta Timur, sebuah daerah pinggiran Damaskus, di mana 210 warga sipil terbunuh, termasuk lebih dari 50 anak dan 42 wanita, sejak 5 hingga 8 Februari.
Sedikitnya sembilan fasilitas medis, enam di antaranya di Idlib dan tiga di Ghouta Timur, terkena serangan udara baru-baru ini, katanya.
Dia menegaskan bahwa kematian dan kehancuran di Idlib, Ghouta Timur dan Damaskus merupakan kejahatan perang.
Tentang tuduhan bahwa rezim Suriah menggunakan senjata kimia di Idlib, Hussein mengatakan bahwa PBB telah menerima laporan itu, termasuk cuplikan video yang menunjukkan bahwa gas beracun mungkin telah digunakan selama serangan di daerah perumahan di kota Saraqab timur pada 4 Februari 2018 lalu.
Suriah telah dilanda dalam perang sipil yang menghancurkan sejak Maret 2011, ketika rezim Basyar Asad menumpas aksi unjuk rasa dengan kekerasan yang tak terduga. Sementara pejabat PBB mengatakan ratusan ribu orang terbunuh dalam konflik yang berlangsung hampir 7 tahun tersebut. (S)
Sumber: Anadolu Agency