Korban Akan Terus Meningkat, Rezim Asad Kembali Bunuh 167 Warga Sipil di Ghouta Timur

GHOUTA TIMUR (SALAM-ONLINE): Sedikitnya 167 warga sipil telah terbunuh dalam dua hari terakhir dalam serangan intensif rezim Basyar Asad di pinggiran Damaskus, Ghouta Timur, kata sumber Pertahanan Sipil Suriah, Selasa (20/2/2018).

Sumber Pertahanan Sipil, yang juga dikenal sebagai Helm Putih (White Helmets), mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa serangan rezim terhadap wilayah sipil di Ghouta Timur telah membunuh 88 orang pada Senin (19/2) dan 79 lainnya pada Selasa.

Menurut koresponden kantor berita Anadolu di lapangan, pasukan rezim dan milisi-milisi pendukung mereka, telah mengintensifkan serangan terhadap wilayah seperti Duma, Haresta, Hammuriya, Misraba, Marj, Saqba, Kafr Batna, Ayn Tarma, Shifonia dan Beit Sawa sejak Senin (19/2) pagi.

Jumlah korban terbunuh diperkirakan meningkat karena serangan masih berlanjut di sejumlah daerah.

Ghouta Timur berada dalam jaringan zona de-eskalasi yang didukung Turki, Rusia dan Iran, di mana dalam zona ini semua pihak tak boleh melakukan tindakan agresi sesuai kesepakatan Astana. Namun pihak rezim, Rusia dan milisi-milisi dukungan Iran selalu melanggar kesepakatan tersebut.

Baca Juga

Sejak 29 Desember 2017 lalu, rezim Suriah terus melancarkan seranganke wilayah  permukiman kota tersebut. Sejak itu sampai sekarang telah merenggut nyawa sedikitnya 539 orang dan melukai lebih dari 2.000 lainnya.

Ghouta Timur merupakan wilayah bagi sekitar 400.000 penduduk sipil. Wilayah ini berada di bawah pengepungan rezim yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir.

Negara ini memulai konflik dahsyat  sejak Maret 2011, ketika rezim Asad melakukan tindakan kekerasan terhadap warga yang berunjuk rasa untuk mendesak reformasi dan demokratisasi seiring dengan maraknya tuntutan Arab Spring, musim Semi di dunia Arab yang saat itu dilanda gelombang tuntutan perubahan, dimulai dari Tunisia, menjalar ke Mesir, Lybia, Bahrain, Suriah, Yaman, Aljazair, Irak, Yordania, Maroko, Oman, Kuwait, Lebanon, dan lainnya, sejak 18 Desember 2010 (S)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga