Pesawat Iran Jatuh, 60 Penumpang dan 6 Kru Tewas
TEHERAN (SALAM-ONLINE): Sebuah pesawat komersial, ATR-72, milik Iran Aseman Airlines, yang membawa 66 orang penumpang di dalamnya, termasuk 6 kru, telah jatuh di negara itu saat dalam penerbangan dari Teheran ke kota Yasuj, menurut laporan media Iran.
Seorang juru bicara Iran Aseman Airlines mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa kecelakaan udara hari Minggu (18/2/2018) itu menewaskan semua penumpang (60 orang dan 6 kru) di dalamnya.
Pesawat tersebut jatuh di daerah pegunungan, dekat kota Semirom, kantor berita ISNA mengutip juru bicara layanan darurat, Mojtaba Khaledi, melaporkan.
Bulan Sabit Merah Iran mengerahkan anggotanya ke dekat lokasi jatuhnya pesawat, namun kabut tebal menyelimuti daerah tersebut.
Saluran yang dikelola negara, PressTV, melaporkan bahwa penerbangan Aseman Airlines Iran membawa 60 penumpang dan enam awak pesawat.
Iran Aseman Airlines adalah maskapai penerbangan semi-swasta yang berkantor pusat di Teheran. Melakukan penerbangan jarak jauh di seluruh wilayah Iran, maskapai ini juga melayani rute internasional.
ATR-72, bermesin ganda turboprop, digunakan untuk pesawat terbang jarak pendek. Otoritas setempat mengatakan mereka akan menyelidiki penyebab kecelakaan udara tersebut.
Kemungkinan penyebabnya
Iran Aseman Airlines menampik kemungkinan kecelakaan lantaran kegagalan (masalah) teknis. Pihak maskapai lebih menyorot buruknya cuaca. Namun, media setempat melaporkan bahwa pesawat naas tersebut mengalami masalah teknis dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Analis di Strategic Aero Research Center, Saj Ahmad, seperti dikutip Aljazeera, Ahad (18/2) mengatakan bahwa “terlalu dini untuk menafikan sesuatu” yang menyebabkan kecelakaan tersebut.
“Memang, cuaca mungkin menjadi masalah, tapi terlalu dini untuk berspekulasi,” katanya kepada Aljazeera.
Iran Aseman Airlines mengatakan pada 26 Oktober 2017 lalu pesawat yang dimaksud kembali beroperasi setelah dihukum dilarang terbang selama tujuh tahun.
Tercatat pula, pesawat tersebut telah melakukan pendaratan darurat pada 25 Januari 2018 lalu. Pesawat itu kemudian kembali ke bandara Mehrabad Teheran untuk pemeriksaan teknis sehingga kerusakannya benar-benar diperbaiki.
Spesialis Keselamatan Penerbangan dan mantan pilot, David Learmount, mengakui cuaca di pegunungan tempat jatuhnya pesawat sangat buruk. “Nampaknya, ketika pesawat tersebut melakukan pendaratan awal menuju tempat tujuan, posisinya salah dan menghantam pegunungan,” ujarnya kepada Aljazeera di London, Ahad (18/2).
“Pada dasarnya, ini adalah kegagalan navigasi. Pesawat yang menabrak gunung di awan sama seperti kapal yang menabrak batu,” katanya.
Menurut Learmount, jenis pesawat yang jatuh itu adalah “model pesawat terbang yang sangat teruji”. Maskapai penerbangan itu sendiri tidak asing dengan kecelakaan di medan sulit di Iran.
“Iran Aseman Airlines telah terbang melintasi medan yang sulit di negara ini. Mereka lebih banyak lagi menghadapi risiko mengingat karakteristik medan di negara ini,” ujarnya. (S)
Sumber: Aljazeera