Respons Krisis Kemanusiaan di Suriah, ACT akan Bangun Indonesia Humanitarian Center

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Merespons kondisi perang yang belum juga berakhir di Suriah, terlebih kondisi beberapa daerah seperti Ghouta Timur hingga saat ini warganya terus dibantai oleh rezim Basyar Asad serta sekutu setianya, Rusia dan milisi-milisi Syiah dukungan Iran, Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berencana membuat pusat bantuan kemanusiaan atau Indonesia Humanitarian Center (IHC).

Program yang disebut jangka panjang itu, menurut Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur, dibuat lantaran ACT melihat konflik di Suriah belum pasti kapan berakhirnya.

“Oleh karena itu kita menggagas program jangka panjang yaitu Indonesia Humanitarian Center, agar kita selalu punya tempat, stok, untuk melakukan aktivitas kemanusiaan,” ungkap Syuhelmaidi di Kantor ACT, Jakarta, Senin (26/2/2018).

IHC rencananya akan dibangun di Kota Reyhanli, wilayah Turki yang berbatasan dengan Suriah. Sebagai tahap awal ACT akan mempersiapkan lahan dan perizinan.

“Dalam enam bulan ke depan mudah-mudahan ini sudah ada wujudnya,” harap Syuhelmaidi.

IHC sendiri diharapkan bisa menjadi tempat penampungan pengungsi terbaru dengan menghadirkan beberapa fasilitas seperti rumah sakit atau klinik.

“Rumah sakit atau klinik dan kebutuhan lainnya, agar IHC menjadi tempat penampungan pengungsi terbaru yang dikelola oleh masyarakat Indonesia,” kata dia.

Baca Juga

Sebelumnya pada Sabtu (24/2/2018), Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan sebuah resolusi yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan di Suriah selama 30 hari. Namun, meski PBB sudah mengeluarkan resolusi gencatan senjata, pasukan rezim Suriah masih tetap melakukan pembantaian terhadap warga sipil dengan melancarkan beberapa serangan ke wilayah yang dikuasai oposisi.

Melihat hal itu Syuhelmaidi menegaskan akan terus berupaya mengirimkan bantuan

ke Ghouta Timur. Meskipun, dia mengatakan, serangan bisa saja menyasar tim kemanusiaan.

“Kalau mortir, serangan itu tidak melihat siapa. Jangan kan tim relawan, anak-anak, rumah sakit juga dibom. Artinya, semua yang ada di Ghouta tersebut berada dalam kondisi emergency,” ujarnya.

Sebagai respons terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Ghouta Timur saat ini, ACT sudah mengirimkan beberapa relawannya, yakni Tim Sympathy of Solidarity (SOS) Suriah XIV pada Jumat (23/2) dan Sabtu (24/2) lalu. (MNM/Salam-Online)

Baca Juga