Sahabat AILA: Valentine tidak Menggambarkan Manusia Beradab
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Komunitas Sahabat Aliansi Cinta Keluarga (AILA) terpilih, Suci Susanti mengimbau segenap rakyat Indonesia untuk tidak merayakan hari Valentine yang bertepatan pada 14 Februari.
Suci mengungkapkan, menurut sejarah, valentine sangat jauh dari norma masyarakat. Budaya valentine juga jauh dari budaya Indonesia.
“Sejarah valentine berasal dari zaman Romawi dimana ada dewa-dewi di sana. Selain itu digambarkan bahwa ada perilaku seks bebas dalam setiap perayaannya,” ungkap Suci melalui rilisnya, Selasa (13/2/2018).
“Maka, sebagai bangsa Indonesia yang salah satu nilainya adalah ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’, valentine tidak menggambarkan manusia yang beradab,” ujarnya.
Terlebih lagi, kata Suci, sebagai warga negara Indonesia yang Muslim, kasih sayang tidak sesempit makna valentine. Kasih sayang dalam Islam sifatnya universal. Tidak dibatasi pada manusia. Namun pada semua yang ada di muka bumi.
“Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa menyayangi meskipun terhadap hewan sembelihan, niscaya Allah akan merahmatinya pada Hari Kiamat’,” terangnya.Selain itu, lanjut Suci, setiap perayaan valentine juga ditandai dengan melakukan seks bebas (zina). Sedangkan dalam Islam jelas zina adalah dilarang.
Suci mengutip surat Al-Israa’ ayat 32: “Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”
“Maka sebagai warga negara Indonesia yang Muslim, jelas kita tidak perlu ikut-ikutan merayakan valentine. Valentine tidak mencerminkan Pancasila dan jauh dari nilai-nilai Islam,” tegasnya. (*)