Keji, Serangan Rezim Suriah dengan Gas Napalm Bakar Puluhan Warga Sipil Ghouta Sampai Mati

GHOUTA (SALAM-ONLINE): Setidaknya 37 orang warga sipil, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah terbunuh dan 80 lainnya terluka setelah pasukan rezim Basyar Asad membombardir tempat perlindungan bawah tanah di Ghouta Timur, demikian kata tim penyelamat dan aktivis di lapangan.

Sumber di lapangan dan tim penyelamat dari Pertahanan Sipil Suriah White Helmets, mengatakan pada Jumat (23/3/2018) bahwa korban dibakar sampai mati setelah serangan udara dengan gas napalm menghantam tempat penampungan (gudang/persembunyian di bawah tanah) di Kota Arbeen, Ghouta Timur.

“Serangan udara menyasar salah satu gudang bawah tanah di Arbeen tadi malam di mana antara 117 hingga 125 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, bersembunyi,” kata Izzet Muslimani, seorang aktivis di Ghouta Timur, kepada Aljazeera, Jumat (23/3).

“Mereka yang terluka masih dirawat untuk luka bakar tingkat pertama dan kedua. Dengan kurangnya layanan darurat, kami memperkirakan jumlah korban meninggal akan bertambah,” ujar Muslimani.

Zaher Hassoun, aktivis lain di daerah kantong oposisi itu, membenarkan laporan bahwa rezim Suriah telah menggempur tempat penampungan (persembunyian warga di bawah tanah) dengan gas napalm—cairan yang mudah terbakar dan menempel pada kulit, menyebabkan luka bakar yang parah.

Baca Juga

Awal bulan ini, Pertahanan Sipil Suriah mengatakan rezim Suriah menggempur Arbeen dengan gas klorin, fosfor dan napalm. Berita itu menyusul laporan beberapa dugaan serangan kimia dalam hitungan hari.

Ghouta Timur berada di bawah kendali kelompok pejuang oposisi sejak 2013—dua tahun setelah perjuangan revolusi menyerukan mundurnya rezim Asad dari kekuasaan.

Lebih dari 1.500 warga sipil terbunuh di daerah kantong Ghouta, di timur ibu kota Damaskus itu sejak pasukan rezim yang didukung oleh pesawat tempur Rusia melancarkan serangan mematikan pada 18 Februari 2018 hingga saat ini. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga