Pesawat Militer Rusia Jatuh di Suriah, 32 Orang Tewas

An-26 adalah pesawat angkut taktis bermesin ganda (Courtesy Vitaliy Nevar/TASS)

SALAM-ONLINE: Sebuah pesawat militer Rusia jatuh di Suriah, menewaskan 32 orang. Pesawat Antonov-26 itu jatuh saat akan mendarat di Pangkalan Udara Khmeimim, Latakia, Suriah, Selasa (6/3/2018). Dilaporkan, pesawat tersebut tidak ditembak jatuh, kata kementerian pertahanan Rusia.

Dilansir dari Aljazeera, Selasa (6/3) malam, informasi awal menunjukkan bahwa kecelakaan diduga disebabkan oleh kesalahan teknis. Pesawat angkut Rusia tersebut menabrak permukaan tanah setinggi 500 meter dari landasan pacu, kata kementerian tersebut.

Dua puluh enam penumpang dan enam awak berada di pesawat saat jatuh sekitar pukul 15:00 (waktu Moskow pukul 12.00 GMT) di Pangkalan Udara Khmeimim.

Pangkalan Udara Khmeimim adalah basis utama militer Rusia di Suriah. Pesawat yang jatuh di pangkalan udara tersebut dikatakan tidak mendapat ancaman atau serangan

“Tidak ada yang selamat,” Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan. Insiden jatuhnya pesawat An-26 ini tengah diinvestigasi.

Baca Juga

Jatuhnya pesawat jenis An-26 di Suriah bukan kali ini saja. Pada Januari 2015, pesawat sejenis yang saat itu dioperasikan oleh militer Suriah juga jatuh saat mendarat di pangkalan udara Abu al-Duhur, Idlib.

Angkatan udara Rusia telah terlibat dalam perang tujuh tahun di Suriah sejak 30 September 2015 untuk mendukung rezim Basyar Asad. Angkatan udara negara beruang merah ini mengubah arus dalam perang demi membantu rezim Asad.Presiden Rusia Vladimir Putin mengatur “bagian penting” kontingen militer Moskow di Khmeimim saat menyatakan mulai menarik diri dari Suriah pada Desember 2017. Putin menyatakan bahwa pekerjaan mereka (militer Rusia) sebagian besar sudah dilakukan.

Tapi faktanya militer Rusia tak benar-benar mundur dari Suriah. Bahkan korban dari pihak warga sipil Suriah terus meningkat. Dan, Rusia, punya andil sangat besar dalam membantu rezim Asad untuk melakukan pembantaian terhadap warga sipil di negara yang dilanda perang sejak Maret 2011 itu. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga