Serang Kawasan Permukiman di Ghouta Timur, Rezim Asad Gunakan Gas Klorin

Serangan Rabu (14/32018) malam di desa Hammuriyah, Ghouta Timur, Suriah

GHOUTA (SALAM-ONLINE): Rezim Basyar Asad pada Rabu (14/3/2018) malam menyerang kawasan permukiman di distrik Ghouta timur, Suriah, dengan gas klorin, kata Pertahanan Sipil Suriah.

Serangan yang menyasar desa Hamouriyah itu terjadi saat sudah larut malam, sebagaimana dilansir Worldbulletin, Kamis (15/3), demikian disampaikan oleh kelompok pertahanan sipil yang dikenal sebagai White Helmets, di akun media sosialnya.

Laporan White Helmets mengatakan bahwa banyak perempuan dan anak-anak terkena dampak gas kimia tersebut. Namun jumlah dan kondisinya belum jelas, karena serangan yang intens oleh rezim dan pendukungnya terus berlanjut. Jalan-jalan pun ditutup.

Meskipun ada resolusi gencatan senjata Dewan Keamanan PBB, 24 Februari lalu, namun pada 3 Maret, rezim dan sekutu-sekutunya memulai operasi darat—didukung oleh kekuatan udara Rusia—yang bertujuan untuk merebut Ghouta secara eksklusif.

Pada 24 Februari, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui Resolusi 2401, yang menyerukan gencatan senjata selama sebulan di Suriah—terutama Ghouta Timur—sehingga memungkinkan menyalurkan bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut.

Tiga hari kemudian, Rusia mengumumkan inisiatif gencatan senjata sendiri, yang menyerukan “jeda kemanusiaan” lima jam setiap hari di distrik oposisi tersebut.

Baca Juga

Ghouta Timur berpenduduk sekitar 400.000 orang. Sejak 2013 hingga kini daerah pinggiran ibu kota Damaskus ini masih diblokade rezim. Dan, dalam beberapa bulan ini serangan rezim Asad dan Rusia serta milisi-milisi Syiah dukungan Iran semakin gencar dilakukan.

Tak hanya membombardir, rezim Asad juga dilaporkan telah mencegah penyaluran bantuan kemanusiaan—makanan dan medis—yang sangat dibutuhkan warga Ghouta Timur.

Pekan lalu, sebuah komisi penyelidikan PBB mengeluarkan sebuah laporan yang menyebut rezim Asad telah melakukan kejahatan perang di Ghouta Timur, termasuk penggunaan senjata kimia pada warga sipil.

Akibat serangan tiada henti, menyebabkan kelaparan massal dan terhambatnya evakuasi warga yang sangat membutuhkan bantuan medis. (S)

Sumber: Worldbulletin

Baca Juga