Serangan ‘Bumi Hangus’ Rezim Suriah & Rusia Paksa Ribuan Warga Menyelamatkan Diri dari Ghouta
GHOUTA (SALAM-ONLINE): Ribuan warga Suriah menyelamatkan diri dari serangan rezim Basyar Asad dan Rusia di Ghouta Timur yang dikuasai pejuang oposisi. Rezim Asad bersumpah akan melanjutkan serangan “bumi hangus” hingga “terorisme” ditumpas.
Pasukan rezim Suriah telah menguasai sekitar seperempat wilayah Ghouta Timur dalam beberapa hari ini, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkankan pada Ahad (4/3/2018).
Didukung oleh kekuatan udara Rusia dan milisi-milisi Syiah dukungan Iran, militer rezim merebut kembali kontrol atas peternakan dan desa, klaim media rezim, sebagaimana dilansir Aljazeera, Senin (5/3).
Dikatakan, pasukan rezim mengambil alih sejumlah distrik termasuk Al-Nashabiyeh dan Otaya. Militer rezim dan Rusia juga mengklaim telah “membasmi kelompok-kelompok teroris” di pinggiran timur Damaskus itu, media rezim mengutip seorang sumber militer, melaporkan
Rezim dan Rusia dilaporkan telah mencapai pusat daerah kantong terkepung di tepi Beit Sawa, menurut Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris. Media Militer Pusat mengatakan rezim Suriah sampai di pinggiran Mesraba, di Ghouta tengah.
Kelompok pejuang oposisi dipaksa mundur. Mereka berkumpul kembali di Ghouta Timur karena kebijakan “hangus bumi” rezim yang melancarkan tembakan artileri berat dan serangan udara, kata seorang juru bicara kelompok Jaisyul Islam pada Ahad.
Namun dalam pesan suara, juru bicara kelompok pejuang oposisi, Hamza Birqdar, juga bersumpah bahwa mereka akan mengusir pasukan rezim dari wilayah yang mereka kuasai. Pejuang oposisi telah memperkuat posisi mereka untuk menghadapi pasukan penyerang, katanya.
Ghouta Timur, yang berpenduduk sekitar 400.000 orang, menjadi daerah terkepung yang lumpuh sejak 2013, saat distrik ini dikuasai pejuang Suriah. Lebih dari 600 warga sipil terbunuh dalam dua minggu terakhir ini.
Kehancuran di mana-mana
Seorang koresponden kantor berita AFP di Ghouta Timur melihat ratusan warga sipil pada Ahad (4/3) melarikan diri dari kota Beit Sawa di tenggara daerah kantong tersebut.
Observatorium Suriah mengatakan sekitar 2.000 warga sipil telah menyelamatkan diri dari serangan dan bentrokan rezim di wilayah timur ke bagian barat daerah kantong tersebut.
“Semua orang (menyelamatkan diri) di jalan. Ada kehancuran di mana-mana,” kata Abu Khalil (35 tahun). Ia membawa seorang gadis kecil di pelukannya dengan luka di wajahnya. “Banyak keluarga terjebak di bawah reruntuhan, petugas penyelamat tidak bisa mengevakuasinya.”
“Mayoritas (warga) di Ghouta Timur ingin menyelamatkan diri dari ‘terorisme’. Operasi harus dilanjutkan,” klaim lucu Asad yang disiarkan televisi rezim.
Dalam sebuah pernyataan, Minggu, PBB mengatakan bahwa pihaknya bersama mitranya di lapangan, berencana untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Douma, kota terbesar di Ghouta Timur. Sebuah konvoi bantuan yang terdiri dari 46 truk bermuatan persediaan makanan dan perlengkapan kesehatan (medis) akan diizinkan masuk ke Ghouta Timur pada Senin (5/3) ini. Konvoi tersebut akan dipimpin oleh Ali al-Za’atri, koordinator kemanusiaan PBB di Suriah.
“Kami berharap konvoi (bantuan kemanusiaa) ini bisa berjalan sesuai rencana dan akan diikuti konvoi lain,” kata Za’tari.
PBB mengatakan telah menerima jaminan bahwa konvoi berikutnya akan disampaikan pada 8 Maret 2018 mendatang. (S)
Sumber: Aljazeera