Usai Latihan, Brigade Al-Qassam Peringatkan Zionis ‘Tak Lakukan Tindakan Gegabah’

Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas

GAZA (SALAM-ONLINE): Sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, memperingatkan penjajah Zionis untuk tidak melakukan tindakan (agresi) ‘gegabah’ dan ‘rongsokan’ terhadap rakyat Palestina.

Brigade Al-Qassam menegaskan respons terhadap tindakan tersebut akan “segera” dilakukan.

“Perlawanan (Palestina) siap untuk menghadapi setiap agresi Zionis terhadap rakyat atau tanah kami,” kata juru bicara Al-Qassam Abu Ubaida dalam pidato yang disampaikan setelah latihan militer dua hari dilakukan Brigade itu di Jalur Gaza yang dikelola Hamas.

“Kami juga tak akan ragu untuk membela orang-orang kami dan hak-hak mereka,” katanya.

“Kami memperingatkan musuh (Zionis “Israel”) atas tindakan ‘rongsokan’ dan ‘gegabah’ mereka terhadap rakyat Palestina, mereka akan membayar harga yang sangat tinggi,” ujarnya.

Abu Ubaida juga mengumumkan kesimpulan dari latihan militer ekstensif yang dimulai pada Ahad pagi hingga Senin (26/3) itu.

Baca Juga

Digelar oleh Brigade al-Qassam, latihan dua hari itu dimaksudkan untuk menguji kesiapan tempur Brigade dan mempersiapkan serangan “Israel” secara serentak di Jalur Gaza, menurut Abu Ubaida.

“Latihan termasuk manuver yang ditujukan untuk melawan operasi pendaratan (Israel) dari udara, darat dan laut,” katanya.

Ratusan pejuang Al-Qassam telah dikerahkan di daerah kantong pantai yang terkepung tersebut. Khususnya, latihan militer menjelang demonstrasi pada Jumat (30/3) yang direncanakan. Rencananya para demonstran Gaza akan berkumpul di perbatasan timur, kurang lebih 45 kilometer sepanjang perabatasan wilayah yang dijajah.

Dijuluki “Great Return March”, unjuk rasa ini dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan kepada penjajah agar mencabut blokade Gaza selama satu dasawarsa. Hamas kembali menegaskan hak-hak rakyat Palestina untuk kembali ke rumah mereka di negaranya.

Sejak 2007, Jalur Gaza menderita di bawah blokade “Israel”/Mesir yang melumpuhkan dan telah menghancurkan perekonomian di daerah kantong Palestina itu dan merampas komoditas pokok bagi sekitar 2 juta penduduknya.

Baca Juga