Protes Pembunuhan Warga Sipil & Pejuang Kashmir, Mahasiswa Bentrok dengan Pasukan India

Polisi India menggunakan peluru dan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi mahasiswa Kashmir pada Kamis, 5 April 2018. Aksi protes mahasiswa dilakukan sebagai protes atas pembunuhan terhadap penduduk sipil dan pejuang Kashmir pada Ahad, 1 April 2018 lalu. (Foto: Faisal Khan/Aljazeera)

SRINAGAR (SALAM-ONLINE): Kekerasan meletus antara mahasiswa dengan polisi India di Kota Srinagar, Kashmir yang masuk dalam teritori India, Aljazeera melaporkan, Jumat (6/4/2018).

Pasukan keamanan India menembakkan gas air mata kepada demonstran pada Kamis (5/4) dalam aksi protes mahasiswa terkait pembunuhan atas 20 orang Kashmir baru-baru ini, termasuk pejuang dan warga sipil yang dilakukan oleh pasukan India di distrik Shopir, Kashmir selatan.

Sebelumnya dilaporkan, empat warga sipil, 13 pejuang dan tiga tentara India tewas dalam bentrokan pada Ahad (1/4) lalu di tiga desa Shopian.

Seorang pejuang Kashmir juga gugur dalam pertempuran singkat di Dialgam, sebuah desa di distrik Anantnag.

Ketika sekolah-sekolah dan kampus-kampus dibuka kembali pada Kamis setelah ditutup penuh di seluruh kawasan itu, para siswa dari Bemina Degree College, Amar Singh College dan Women’s College di Srinagar turun ke jalan dan mulai menggelar aksi protes di luar gedung kampus mereka.

Unjuk rasa mahasiswa Kashmir memperotes pembunuhan warga sipil dan pejuang Kashmir menyebabkan penutupan penuh seluruh sekolah dan kampus di Kashmir pekan ini. (Foto: Faisal Khan/Aljazeera)

Polisi menggunakan pelet, tabung gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan unjuk rasa mahasiswa, yang memprotes dengan melempar batu ke pasukan keamanan dan meneriakkan slogan anti-India.

Cedera pada mahasiswa telah dilaporkan di berbagai perguruan tinggi setelah bentrokan sehari itu.

Sementara itu, Inspektur Jenderal Polisi (IGP) Kashmir mengatakan kepada kantor berita lokal di Srinagar bahwa dua petugas polisi terluka, tetapi situasi secara keseluruhan tetap terkendali.

Setelah pembunuhan Ahad 1 April lalu, ketegangan kian membesar dalam pekan ini. Akibatnya demonstrasi besar-besaran di banyak bagian wilayah meletus. Lebih dari 36 orang terluka.

Baca Juga

Sebagian besar pejuang Kashmir yang gugur dalam bentrokan Ahad lalu adalah warga lokal Kashmir selatan.

Sementara itu, pemimpin pejuang Kashmir menyerukan jeda dua hari untuk memprotes pembunuhan di wilayah itu, sebelum memperpanjang seruan 3 April.

Semua toko, sekolah dan kampus tetap ditutup pekan ini, sebelum pejabat pemerintah mengumumkan dimulainya kembali sekolah dan perkuliahan pada hari Kamis.

Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim adalah salah satu daerah yang paling termiliterisasi di dunia. Wilayah ini dibagi dua antara India dan Pakistan sejak merdeka dari Inggris pada 1947.

Mahasiswa Kashmir melempar batu ke polisi India dan meneriakkan slogan anti-India. (Foto: Faisal/Aljazeera)

Baik Pakistan maupun India mengklaim wilayah Himalaya secara penuh dan telah berperang tiga kali di wilayah pegunungan tersebut.

Warga Kashmir menuntut referendum dilakukan untuk membiarkan mereka memutuskan masa depan mereka.

Dalam konflik ini, puluhan ribu orang, kebanyakan warga sipil, telah terbunuh sejak 1990. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga