Rezim Asad Bombardir Yarmouk, Katanya Perangi ISIS, Korbannya Warga Sipil

SALAM-ONLINE: Pasukan rezim Basyar Asad terus melancarkan serangan udara ke kantong-kantong yang, katanya, basis ISIS/ISIL di Hajar al-Aswad—salah satu kawasan kamp pengungsi Palestina yang terkepung di Yarmouk. Namun yang meregang nyawa adalah warga sipil.

Sejak awal serangan pada 19 April 2018 lalu, setidaknya 18 warga sipil Suriah terbunuh, kata aktivis kemanusiaan di kota-kota yang dikuasai oposisi setempat kepada Aljazeera.

Serangan pada Ahad (29/4) kemarin adalah bagian dari perebutan kembali kota-kota yang dikuasai pejuang oposisi di pinggiran ibu kota Damaskus tersebut. Peningkatan dramatis kekerasan selama beberapa pekan terakhir berlangsung di kawasan ini.

Gempuran dahsyat yang sedang berlangsung mendorong PBB untuk memberi peringatan baru tentang bencana kemanusiaan yang meningkat di daerah tersebut.

Rezim Asad dan sekutunya, Rusia dan milisi-milisi Syiah dukungan Iran, tengah melancarkan serangan untuk merebut kembali Hajar al-Aswad dan Tadamun, daerah-daerah yang merupakan bagian penting dari Yarmouk, tempat warga Palestina mengungsi. Tentara rezim Suriah mengatakan pada Sabtu bahwa mereka merebut kembali kendali distrik Qadem, kantor berita SANA corong rezim melaporkan.

Sebelum perang Suriah dimulai pada 2011, Yarmouk adalah rumah bagi populasi pengungsi Palestina terbesar di Suriah.

Pada tahun-tahun berikutnya, sebagian besar dari 160.000 penduduknya melarikan diri ke wilayah lain Suriah atau ke negara-negara tetangga.

Pada 2015, Yarmouk berada di bawah kendali ISIS/ISIL saat puncak kekuasaannya.

Baca Juga

Namun selama sepekan terakhir, peningkatan perebutan dramatis disertai kekerasan berlangsung di daerah ini. Menurut PBB, 1.200 warga sipil terperangkap di dalamnya. Sebagian besar warga sipil menyelamatkan diri/berlindung di ruang bawah tanah rumah mereka, tanpa akses ke makanan atau obat-obatan, mengingatkan pada situasi dramatis seperti di Ghouta Timur belum lama ini.

“Yarmouk dan penduduknya telah mengalami penderitaan yang tak dapat dilukiskan selama bertahun-tahun konflik. Kami sangat prihatin dengan nasib ribuan warga sipil, termasuk pengungsi Palestina, setelah lebih dari sepekan kekerasan meningkat secara dramatis,” kata Pierre Krahenbuhl, Komisaris Jenderal UNRWA, badan PBB yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina.

Kamp pengungsi Palestina di Yarmouk berada di bawah pengepungan, seperti halnya Ghouta Timur. Setidaknya 180 warga sipil telah meninggal karena kelaparan pada 2014. “Sementara yang lain menderita penyakit, termasuk keracunan salmonella, gagal ginjal dan demam tifoid,” ungkap aktivis dan petugas medis setempat.

Kelompok-kelompok (lembaga) bantuan mengecam makin terpuruknya pengungsi Palestina dan Suriah di daerah itu. Para aktivis menuduh pasukan yang setia kepada rezim Asad menggunakan rudal, bom barel dan klaster, serta tembakan mortar, yang mengenai warga sipil.

Kelompok pemantau HAM yang berbasis di Inggris untuk Palestina dan Suriah memperkirakan 60 persen wilayah Yarmouk telah dihancurkan. Banyak pengungsi yang melarikan diri dari kamp.

Gempuran terhadap Yarmouk terjadi setelah pasukan rezim Suriah merebut kembali Ghouta Timur—sebuah daerah pinggiran Damaskus dan salah satu benteng pertahanan terakhir pejuang oposisi di negara yang dilanda perang itu. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga