Selidiki Serangan Gas Beracun, Organisasi Pengawas Senjata Kimia Tiba di Douma

Serangan gas beracun terjadi di Douma, Ghouta Timur, pada 7 April 2018. (Foto: Ali Hashisho/Reuters)

SALAM-ONLINE: Organisasi pengawas senjata kimia telah memasuki Kota Douma, Ghouta Timur, Suriah, untuk menyelidiki dugaan serangan gas beracun, demikian menurut kantor berita rezim Basyar Asad, SANA, seperti diberitakan Aljazeera, Selasa (17/4/2018).

Delegasi dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) memasuki kota dekat ibu kota Damaskus itu, bersama Menteri Kesehatan rezim Suriah pada Selasa (17/4), sumber yang dekat dengan rezim Asad mengatakan kepada kantor berita DPA, Jerman.

“Apa yang kami pahami adalah mereka akan memeriksa dan menyelidiki lokasi serangan senjata kimia itu,” kata Zeina Khodr dari Aljazeera, yang melaporkan dari Beirut, Lebanon.

“Mereka akan mengambil sampel dan akan berbicara dengan saksi, dokter dan orang-orang yang ada di sana,” tambahnya.

Serangan gas beracun di Douma, Ghouta Timur, pada 7 April 2018 lalu, memicu serangan rudal yang dilancarkan oleh Amerika Serikat, Prancis dan Inggris pada instalasi militer rezim Suriah.

Serangan hukuman awal pada Sabtu (14/4) lalu diluncurkan sebelum tim pencari fakta dari OPCW dapat memasuki Douma dan memulai kerja lapangannya.

Selama pertemuan darurat pada Senin (16/4) di markas OPCW di Den Haag, para diplomat Barat menuduh rezim Suriah dan sekutu Rusianya menghalangi tim, yang tiba di Damaskus, Sabtu (14/4).

Baca Juga

Rusia membantah klaim itu. Sekutu setia rezim Asad tersebut mengatakan Kota Douma masih perlu dinetralkan dari kemungkinan masih adanya ranjau. Dikatakan, inspektur/pengawas akan masuk pada Rabu.

Namun, AS dan Prancis mempertanyakan misi tersebut. Mereka juga curiga dan memperingatkan bahwa bukti terkait senjata kimia yang memberatkan kemungkinan sekarang telah dihapus.

“Sangat mungkin bukti dan elemen-elemen penting yang sepenuhnya dikendalikan oleh tentara Rusia dan rezim Suriah telah hilang dan dihapus,” kata kementerian luar negeri Prancis.

Ken Ward, Duta Besar AS untuk OPCW, mengklaim pada Senin bahwa Rusia telah mengunjungi situs (senjata kimia) tersebut dan “mungkin telah merusaknya”.

Pasukan rezim Suriah dan Rusia menguasai Douma pada Sabtu ketika para pejuang oposisi mundur dari kota tersebut, beberapa jam setelah berakhirnya serangan AS, Inggris dan Prancis.

Sementara menurut Khodr, AS dan sekutunya tidak menunggu temuan OPCW. “Mereka menegaskan bahwa mereka akan menyerang lagi jika serangan senjata kimia lainnya terjadi.” (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga