Di KTT Istanbul, Wapres Jusuf Kalla Serukan OKI Bersatu Bantu Palestina
ISTANBUL (SALAM-ONLINE): Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mewakili Pemerintah Indonesia mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian di Palestina, khususnya di Gaza. Ia menyerukan kepada negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk bersatu membantu kesulitan yang di hadapi negara Palestina.
“Saya hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini dengan hati sedih, melihat terus jatuhnya korban sipil di Gaza. Kekerasan demi kekerasan terjadi,” ujarnya saat menyampaikan pidato pada KTT Luar Biasa OKI di Istanbul, Turki, Jumat (18/5/2018).
JK mengatakan, ketidakadilan terus terjadi, tanpa ada yang dapat menghentikannya. “Kejadian beberapa hari ini mengingatkan saya pada apa yang terjadi 70 tahun yang lalu,” ucap Wapres.
Bahkan Wapres JK menyebut bangsa Palestina mengalami hari bencana, Nakba Day. “Hari di mana Tanah Palestina diduduki. Hampir 1 juta orang terusir dari tanah Palestina,” sesalnya.
Lebih miris lagi, saat Wapres mencermati pidato Perdana Menteri penjajah “Israel”, Netanyahu, pada pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem pada 14 Mei 2018 lalu. Netanyahu mengatakan antara lain, “Yerusalem tidak dapat dipisahkan. Yerusalem menjadi ibukota Israel.”
Pidato tersebut penuh arogansi dan menghancurkan harapan rakyat Palestina, harapan kita semua dan harapan dunia. “Pernyataan ini sangat berbahaya,” tegas JK.
Sementara, di tengah upacara meriah pembukaan Kedutaan Besar AS itu, kata Wapres, satu demi satu nyawa bangsa Palestina melayang. “Sudah lebih dari 60 nyawa melayang, kita tidak pernah tahu berapa lagi nyawa akan melayang karena penggunaan kekuatan yang berlebihan dari ‘Israel’,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Wapres meminta persamaan sikap negara OKI harus terus ditingkatkan dan bersatu untuk membantu Palestina. Sebab kalau OKI bersatu, maka dapat diyakini bahwa hasil perjuangan akan jauh lebih baik.
“OKI harus jadi motor utama penggerak dukungan terhadap Palestina. Mari kita sisihkan sementara perbedaan di antara kita,” seru Wapres.
Selain itu, Wapres juga mengajak OKI untuk mengambil langkah strategis yang konkret dalam forum ini. “Apakah kita bertemu hanya untuk bicara? Atau betul-betul akan bertindak? Kita harus bertindak,” tegasnya.
Di Forum itu, Wapres memaparkan enam usulan gagasan sebagai tindak lanjut yang harus dilakukan bersama:
Pertama, kata Wapres, negara-negra anggota OKI harus menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), baik Dewan Keamanan maupun Sidang Umum, untuk mengambil langkah tegas menyikapi perkembangan terakhir di Palestina. “Sebuah investigasi independen harus dibentuk,” ujarnya.
Kedua, lanjut Wapres, pertemuan ini harus menghasilkan komitmen bantuan kemanusian yang sangat diperlukan saat ini, terutama di Gaza. “Kita juga harus bergerak membantu United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA). Kondisi UNRWA sangat mengkhawatirkan, kita harus membantunya, jelas Wapres.
Ketiga, kata Wapres, negara-negara anggota OKI mendesak kepada negara yang belum mengakui Kemerdekaan Palestina, untuk segera melakukannya.
Keempat, saran Wapres, OKI harus memperkuat lobi agar negara lain tidak mengikuti langkah AS memindahkan Kedutaan Besarnya ke Yerusalem. “Indonesia siap menjadi bagian dari lobi tersebut,” paparnya.
Kelima, Wapres mengajak untuk menjalankan semua yang pernah diputuskan OKI mengenai Palestina. “Saya melihat banyak keputusan OKI yang belum dan bahkan tidak dijalankan mengenai Palestina,” tuturnya.
Keenam, ujar Wapres, Indonesia mendorong persatuan di Palestina juga diperkuat. Akan sulit perjuangan dilakukan tanpa persatuan internal Palestina, jelasnya.
Lebih dalam Wapres memaparkan bahwa dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina tidak pernah dan tidak akan surut. Bagi Indonesia, Palestina adalah satu-satunya negara yang masih mengalami penjajahan di dunia modern saat ini.
Mengakhiri pidato singkatnya, Wapres mengatakan bahwa sesuai dengan amanat konstitusi, Indonesia akan terus berdiri bersama bangsa Palestina hingga Palestina merdeka di tanah airnya, sambil mengutip kalimat Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno, 1962.
“Selama kemerdekaan belum dicapai oleh Bangsa Palestina, selama itu pula Indonesia akan berdiri di sisi Palestina,” pungkasnya. (*)