Empat Tentara Rusia Tewas di Suriah, 92 Personelnya Terbunuh Sejak 2015
SALAM-ONLINE: Empat tentara Rusia tewas dalam pertempuran di Provinsi Deir Az-Zor, Suriah timur, kata pejabat Rusia. Sementara puluhan pejuang oposisi gugur dalam pertempuran tersebut.
Pertempuran meletus setelah beberapa kelompok bersenjata menyerang deretan artileri milik pasukan rezim Suriah, kantor berita Rusia melaporkan, Minggu (27/5/2018), mengutip pernyataan kementerian pertahanan negara beruang merah tersebut, lapor Aljazeera, Ahad (27/5) malam.
Dua penasihat militer Rusia yang mengarahkan tembakan dari pasukan artileri rezim Suriah tewas di tempat. Lima personel lainnya terluka dan dibawa ke rumah sakit militer Rusia. Dua di antara 5 personel itu kemudian tewas karena luka-luka mereka.
Menurut pernyataan kementerian pertahanan Rusia yang dikutip oleh kantor berita AFP, 92 tentara Rusia telah tewas di Suriah sejak sekutu rezim Basyar Asad itu terlibat dalam perang di negara tersebut mulai akhir September 2015.
Empat puluh tiga pejuang oposisi dilaporkan gugur dalam pertempuran itu, kata kementerian tersebut. Dilaporkan juga “beberapa kelompok pejuang oposisi bergerak menyerang pasukan artileri rezim Suriah pada malam hari”. Pernyataan itu tidak memperjelas kapan pertempuran itu terjadi yang berlangsung selama sekitar satu jam tersebut.
Moskow membantu mengubah keadaan yang menguntungkan rezim Asad
Rusia adalah pendukung militer utama rezim Suriah Basyar Asad dalam perang lebih tujuh tahun yang telah membunuh ratusan ribu orang dan menelantarkan jutaan lainnya.
Intervensi Rusia pada 2015 membalikkan konflik yang mendukung pasukan Asad. Sebelumnya pasukan pejuang oposisi berhasil menguasai banyak wilayah. Rezim Asad tersudut. Namun dengan masuknya militer Rusia, keadaan jadi berbalik. Sejumlah wilayah yang semula dikuasai pejuang oposisi, mulai berpindah ke tangan rezim Asad dan Rusia.
Sejak akhir September 2015, Rusia melancarkan serangan udara terhadap kelompok-kelompok oposisi, termasuk Koalisi Nasional Suriah, Front al-Nusra (Jabhah Nushrah), dan lainnya.
Pada Desember 2017, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan “bagian signifikan” dari militer Moskow di Suriah untuk mulai menarik diri dari negara itu, karena tujuan mereka telah tercapai.
“Angkatan bersenjata Rusia dan tentara rezim Suriah telah mengalahkan kelompok ‘teroris’ internasional yang paling gigih,” kata Putin—yang menyebut kelompok oposisi di Suriah sebagai “teroris”.
“Kondisi untuk solusi politik di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa telah dibuat,” ujar Putin.
Komentar Putin datang sebulan setelah Asad mengucapkan terima kasih kepadanya karena dianggap “menyelamatkan” kekuasaannya dengan dukungan militer Rusia di negera tersebut. (S)
Sumber: Aljazeera