Tuduh Demonstran Palestina Bakar Lahan Zionis, Pasukan Penjajah Serang Gaza

Lebih dari 40 warga Palestina di Gaza telah dibunuh oleh pasukan penjajah “Israel” sejak aksi protes dimulai pada 30 Maret 2018 lalu. Unjuk rasa mencapai puncaknya 15 mendatang. (Foto: Ibraheem Abu Mustafa/Reuters)

GAZA (SALAM-ONLINE): Penjajah Zionis kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza utara. Zionis melakukan serangan itu berdalih sebagai balas dendam terhadap orang-orang Palestina yang membakar lahan penjajah tersebut.

Dikatakan, dalam beberapa hari terakhir, pengunjuk rasa Palestina menggunakan benda-benda menyala yang melekat pada layang-layang untuk membakar lahan pertanian tepat di perbatasan Gaza.

Menurut juru bicara tentara Avichay Adraee, sasaran serangan “Israel” adalah di lokasi dari mana layang-layang tersebut diluncurkan.

Tidak ada korban dilaporkan di pihak Palestina sebagai akibat dari serangan itu, Aljazeera melaporkan, Ahad (6/52018).

Juru bicara dinas pemadam kebakaran penjajah, Yoram Levy, mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa setidaknya terjadi 15 kebakaran, disebabkan oleh layang-layang menyala tersebut.

Berita itu muncul setelah sedikitnya enam orang terbunuh dan tiga lainnya terluka dalam ledakan di Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di wilayah yang dikuasai Hamas.

Sayap militer Hamas mengatakan “Israel” bertanggung jawab atas ledakan yang dikatakan terjadi selama “operasi keamanan dan intelijen yang kompleks”, kantor berita AFP melaporkan.

Sejauh ini para pejabat penjajah “Israel” tentu saja membantah tuduhan itu.

Baca Juga

Warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung telah melakukan protes selama berminggu-minggu sebagai bagian dari gerakan Bulan Maret Agung.

Pada Sabtu (5/5), pasukan “Israel” kembali menembakkan peluru tajam dan gas air mata ke pengunjuk rasa Palestina.

Demonstran membakar ban di dekat pagar perbatasan untuk digunakan sebagai tabir asap dari tembakan pasukan penjajah.

Setidaknya 350 orang terluka dalam unjuk rasa akhir pekan ini—tiga dari mereka dalam kondisi kritis.

Unjuk rasa itu merupakan bagian dari protes enam pekan yang akan mencapai puncaknya pada 15 Mei 2018 mendatang. Puncak demonstrasi itu menandai apa yang disebut Palestina sebagai Nakba atau “malapetaka” karena pembentukan “negara Israel” secara ilegal pada 1948 dengan mengusir lebih 750.000 orang warga Palestina dan merampas lahan/tanah/rumah mereka.

Sejak protes dimulai pada 30 Maret, setidaknya 41 warga Palestina di daerah kantong pantai telah tewas oleh pasukan Israel dan lebih dari 7.000 orang terluka total.

Demonstran di perbatasan Jalur Gaza itu menuntut hak untuk kembali ke rumah mereka yang dirampas “Israel” pada 1948. (S)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga