Kisah Keluarga Suriah: Berkumpul Kembali Setelah Tiga Tahun Berpisah

Nur Naser dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. (Foto: Anadolu Agency)

SANLIURFA (SALAM-ONLINE): Perang selama lebih daru 7 tahun di Suriah, tidak bisa dipungkiri lagi telah menyebabkan banyak korban. Bombardir Rezim Basyar Asad dan sekutunya ke daerah-daerah yang dikuasai pejuang oposisi, telah menyebabkan rakyat Suriah kehilangan harta benda, anggota keluarga bahkan nyawa.

Kehilangan harta benda, mungkin tak seberapa jika dibandingkan dengan kehilangan anggota keluarga. Lebih menyakitkan lagi, jika kehilangan anggota keluarga yang tidak tahu kepastian hidup dan matinya. Warga Suriah, juga sering terpaksa berpisah dengan keluarga dan sanak keluarganya karena mengungsi, seperti halnya yang terjadi pada seor Perempuan bernama Nur Naser yang selama tiga tahun kehilangan kedua anaknya. Kisahnya tersebut diangkat Kantor Berita Turki, Anadolu Agency pada Sabtu (23/6/2018).

Ketika itu, Nur Tinggal bersama suami dan kedua anaknya di Ghouta Timur. Pada suatu saat, rezim Basyar Asad melakukan bombardir di kampung Halamannya. Dia pun harus menerima takdir kehilangan suaminya yang terbunuh akibat serangan udara.

Setelah kelhilangan suami tercintanya, Nur memutuskan untuk menikah lagi. Pada suatu hari, Nur hamil dan mengalami komplikasi. Namun karena keterbatasan fasilitas medis, dia terpaksa harus pergi ke Damaskus bersama suami barunya melalui terowongan bawah tanah.

Saat pergi ke Damaskus, Nur menitipkan kedua anaknya ke ibu dan saudara perempuannya di Ghouta Timur yang jaraknya tidak lebih dari 10 kilometer dari pusat ibu kota Suriah tersebut.

Setelah melahirkan, Nur beserta suami dan bayinya itu tidak diizinkan oleh rezim Basyar Asad untuk kembali ke kampung halamannya di Ghouta Timur.

Namun, Nur dan suaminya tidak putus asa. Dia memutuskan untuk kabur dari wilayah kekuasaan rezim dengan melakukan perjalanan berbahaya ke Turki, yakni dengan berjalan kaki bersama dengan Bayi yang baru dilahirkannya tersebut.

Di tengah kepergiannya itu, akhirnya Nur mengetahui bahwa ibu dan saudara perempuannya terbunuh dalam satu serangan di Ghuota Timur. Kedua Anaknya tersebut akhirnya diurus kelurga lain.

Baca Juga

Nur berhasil tiba di Turki. Kemudian dia memohon kepada salah satu lembaga kemanusiaan Turki, IHH, untuk melacak keberadaan kedua anaknya.

Takdir baik Allah ternyata memihak kepada Nur. Kedua anaknya berhasil dilacak dan ditemukan IHH ada di tangan sebuah keluarga yang berada di Idlib, daerah yang menjadi basis terbesar kekuasaan oposisi.

IHH akhirnya dapat membawa kedua anak Nur ke Turki dan berhasil mempertemukan mereka dengan Nur dan Bayi yang tiga tahun lalu itu dilahirkan untuk menjadi adik bagi keduanya.

Berbicara kepada wartawan, Ketua IHH Sanliurfa Behcet Atilla, mengatakan bahwa mereka tersentuh oleh penderitaan yang ditanggung oleh Nur.

“Alhamdulillah kami mengakhiri tiga tahun kerinduan mereka. Mudah-mudahan tidak akan ada perpisahan seperti ini lagi,” kata Atilla.

Nur juga mengatakan, selama tiga tahun, dia harus hidup dengan melewati hari-hari yang sangat sulit tanpa mengetahui keberadaan dan nasib kedua anaknya.

“Saya tidak memiliki hubungan dengan anak-anak saya selama tiga tahun. Berkat Allah saya bergabung kembali dengan anak-anak saya, saya sangat Bahagia,” ungkap Nur.

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga