Pejuang Oposisi Suriah Lancarkan Operasi Keamanan di Wilayah Idlib

Sejumlah militan ISIS saat ditangkap oleh pejuang oposisi Suriah. (Foto: Muhammed Resit/Anadolu Agency)

SALAM-ONLINE: Tepat sehari setelah terjadinya kesepakatan perdamaian antara pihak Hay’ah Tahrir al-Sham (HTS) dengan Jabhah Tahrir Suriah (JTS)  yang di prakasai oleh Turki 25 April 2018 lalu, dimana pertikaian di antara kedua kubu tersebut telah menewaskan lebih dari 100 orang, baik dari pihak yang bertikai maupun warga sipil, rangkaian aksi pembunuhan dan peledakan seketika marak terjadi di wilayah Idlib dan sekitarnya.

Aksi itu terus terjadi dan bahkan semakin meningkat ketika bulan Ramadhan. Kelompok Hizbut Tahrir al-Sham (HTS) kemudian mengambil inisiatif di pertengahan Ramadhan (sekitar 1 Juni 2018) untuk menggelar operasi keamanan besar-besaran. Kelompok ini memburu para pelaku dan dalang d ibalik aksi kejahatan yang telah menewaskan banyak pejuang Suriah dan warga sipil bersamanya.

Pada awalnya banyak pihak menduga, agen mata-mata rezim Basyar Asad-lah yang mendalangi semua kejadian ini, guna memperkeruh suasana yang mulai tenang pasca perdamaian antar faksi pejuang revolusi Suriah di Idlib. Tetapi kemudian diketahui sel-sel tidur kelompok kriminal ISIS-lah yang melakukan hampir semua kejahatan ini.

“Setelah mengetahui keadaan sebenarnya, HTS segera melakukan operasi keamanan untuk menyergap, menangkapi dan mengeleminasi sel-sel tidur ISIS yang bertebaran di wilayah Idlib. Banyak yang tertangkap dari mereka. Tidak sedikit pula di antara mereka yang tewas dalam operasi ini. Setelah HTS melakukan operasi ini, tindakan kriminal seperti pembunuhan dan peledakan menurun drastis di wilayah Idlib,” ungkap salah seorang anggota oposisi yang ada di perbatasan Suriah-Turki baru-baru ini.

Pihak keamanan dari HTS kemudian berhasil mengungkap keberadaan markas rahasia ISIS di kota kecil Salqin, yang berada di perbatasan utara Idlib dengan Turki. Setelah mengevakuasi warga sipil yang berada disekitar lokasi, pihak keamanan HTS kemudian menyerbu markas tersebut, setelah terjadi baku tembak di antara kedua pihak.

Hasilnya, lebih dari 20 anggota ISIS tewas dan terluka, 4 orang berhasil ditangkap, dua di antara mereka adalah pimpinan sel kelompok tersebut. Selain itu juga disita berbagai senjata menengah dan ringan serta bahan peledak dalam kondisi siap digunakan karena telah dipasang dalam bentuk ranjau, bom mobil dan motor. Pihak keamanan HTS juga menangkapi sel mereka yang ada di desa Khan Safra di selatan Idlib.

Pengejaran juga dilakukan di kota Khan Shaykhun, selatan Idlib. HTS berhasil menewaskan satu orang dari mereka dan menangkap 3 lainnya. Di kota tersebut ISIS ternyata mempunyai pabrik rahasia untuk membuat bom-bom ranjau yang akan digunakan nutuk membunuhi warga Muslim di seluruh wilayah Idlib.

Sel-sel mereka lainnya yang berhasil diungkap dan ditangkapi ada di desa Kurin, timur laut Idlib. Juga ada di kota kecil Kafr Nabil. Selain ada yang ditangkap, dua terpaksa ditembak mati setelah melawan. Operasi berlanjut ke kota lainnya d iseluruh wilayah Idlib, seperti Kota Jisr Shugour, Al-Dana dan Harem.

Baca Juga

Setelah sebulan operasi ini dilakukan, terungkap fakta baru. Selain ISIS ternyata agen-agen bayaran rezim Basyar Asad di bawah komandi Rusia dari Provinsi Lattakia juga bermain dalam aksi pembunuhan ini. Aksi mereka terpisah dari ISIS, tetapi mereka memanfaatkan momentum kriminalitas yang dilakukan ISIS.

Mereka ikut melakukan aksi pembunuhan dan peledakan terhadap pejuang Revolusi dan warga sipil di Idlib. Kelompok bayaran rezim ini berada di bawah komando seorang wanita dan banyak anggotanya adalah wanita, sehingga memudahkan mereka bergerak dan menyamar ditengah-tengah warga sipil.

Diketahui, ada 15 anggota mereka yang berhasil melakukan aksi pembunuhan dan peledakan di Idlib. Beberapa anggota kelompok ini berhasil ditangkap. Empat orang di antara mereka di kota Idlib berhasil dieksekusi mati. Dari mereka diperoleh informasi bahwa pemimpin wanita kelompok ini berkode nama “Nuwar”.

Adapun meningkatnya aktivitas ISIS belakangan ini di wilayah Idlib tidak terlepas dari kekalahan mereka di Raqqah dan di seluruh wilayah kekuasaan mereka sebelumnya, yang kini jatuh ketangan aliansi Amerika-PKK/YPG/SDF di Timur Suriah. Sementara di selatannya jatuh ketangan rezim Basyar Asad serta sekutu mereka Rusia.

Oleh karenanya anggota ISIS tercerai berai. Ada yang lari dan bersembunyi di Turki, ada yang bersembunyi di kawasan gurun yang kosong di Timur Suriah (di wilayah Antara Deir Az-Zour dan Homs), ada yang masih bertahan di perbatasan Iraq-Suriah, dan sebagian menyelinap masuk ke wilayah Idlib yang dikuasai pihak Pejuang Revolusi Suriah.

Semakin terdesaknya di berbagai tempat, makin membuat ISIS tidak punya pilihan selain menunjukkan sedikit eksitensi mereka meskipun hal itu dilakukan dengan cara-cara kotor dan keji. Bukti kejahatan mereka di Suriah dan Irak belum hilang, meski status eksistensi dan status mereka di sana sudah hancur.

“Umat Islam Suriah dan Irak berharap berbagai aksi kejahatan terhadap warga Muslim di Idlib segera berakhir dengan ditumpasnya berbagai kelompok jahat yang beraksi di sana. Semoga Allah melindungi saudara-saudara Muslim di Idlib, Dera’a dan seluruh wilayah Suriah yang ditindas oleh rezim yang lalim, aamiin,” ujar anggota pejuang oposisi di perbatasan tadi. Muawiyah (perbatasan Turki-Suriah).

Baca Juga