Shalat Jum’at Kedua Pasca Gempa

Jum’atan di “Masjid Darurat” yang disangga bambu dan beratap terpal di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (17/8/2018). (Foto: A. Jilul Qur’ani Farid/INA)

LOMBOK (SALAM-ONLINE): Hari ini, Jumat (17/8/2018) merupakan Shalat Jum’at kedua bagi para warga terdampak gempa, terhitung sejak guncangan berkekuatan 7,0 Skala Richter terjadi di Lombok, INA News Agency (INA) melaporkan dari Lombok Timur, Jumat (17/8).

Mayoritas warga, baik di Lombok Timur, Lombok Utara dan Lombok Barat, menggelar Shalat Jum’at di tanah lapang atau masjid darurat. Mereka belum berani melaksanakan shalat berjamaah di Masjid. Selain karena masih trauma, ada banyak di antara warga yang kehilangan masjidnya.

Di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur yang tepat berada di bawah kaki Gunung Rinjani, warga menggelar Shalat Jum’at di Masjid Darurat yang disangga bambu dan beratap terpal.

Baca Juga

Khatib Jum’at di Masjid Darurat tersebut, Ustadz Hardiansyah, merupakan relawan asal Bekasi, Jawa Barat. Ia mengingatkan kepada jamaah tentang ketauhidan yang harus menjadi kekuatan bagi setiap Muslim. Termasuk menguatkan ketika bencana menjadi energi.

Ustadz Hardiansyah menunjukkan bagaimana ketauhidan memerdekakan dengan menceritakan kisah Sahabat Nabi Rib’i bin Amir ketika berhadapan dengan Penguasa Persia, Panglima Rustum.

“Allah telah mengutus kami untuk memerdekakan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan terhadap sesama hamba kepada penghambaan kepada Allah, dari kesempitan dunia kepada keluasannya, dan memerdekakan kezaliman agama-agama kepada keadilan Al-Islam,” tegas Ustadz Hardi menirukan ucapan Rib’i bin Amir kepada Rustum. (Ahmad Jilul Qur’ani Farid/INA)

Baca Juga