JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ustadz Felix Siauw menilai berbagai tindakan persekusi terhadap para Ustadz dan aktivis karena dituduh radikal dan makar sangat tidak tepat.
Menurut Felix, persekusi dilakukan karena pihak yang dipersekusi dianggap akan melemahkan elektabilitas dan suara petahana di Pemilu yang akan datang.
“Kita bisa tahu bersama-sama bahwa siapa yang dipersekusi dan siapa yang tidak dipersekusi itu ternyata ada hubungannya dengan apakah itu mengganggu elektabilitas petahana atau tidak,” ungkap Felix Siauw dalam diskusi publik Media Umat bertajuk “Penghadangan Masif, Rezim Makin Represif?”, di Gedung Joang 45, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2018).
“Yang ini kenapa dipersekusi karena dianggap menurunkan suara petahana. Lalu, kenapa ini tidak dipersekusi karena tidak mengganggu suara petahana, itu saja sebenarnya kalau kita lihat,” terangnya.
Meskipun dirinya mengaku tidak memiliki bukti akan keterlibatan pihak rezim dan aparat dalam persekusi, namun Felix melihat indikasi terhadap hal itu kuat sekali.
Dia mencontohkan saat dia dipersekusi di beberapa tempat. Aparat, kata dia, yang mestinya melindunginya justru ikut terlibat dalam pembubaran.
Begitu pula, kata dia, saat para aktivis tagar #2019GantiPresiden dipersekusi di Riau. Keterlibatan aparat sangat jelas terlihat.
“Sulit sekali untuk tidak melihat ada keterlibatan yang berwenang dalam peristiwa-peristiwa persekusi,” kata ustadz beretnis Tionghoa-Indonesia tersebut.
Saat ditanya apakah akan mengambil langkah hukum, Ustadz Felix mengatakan hal itu sudah dilakukan, oleh para aktivis korban persekusi dan Ustadz Abdul Somad yang juga menjadi korban persekusi.
Namun dia menegaskan laporan yang telah masuk ke Polisi sampai saat ini cenderung lamban tindak lanjutnya. Oleh karenanya dia merasa percuma jika langkah tersebut diambil.
“Saya pikir tidak ada gunanya, karena langkah hukum sudah dicoba diambil Ustadz Somad dan itu juga belum terjadi (ditindak lanjuti),” ungkapnya. (MNM/Salam-Online)