SALAM-ONLINE: Setidaknya ribuan massa di tiga daerah/kota yaitu Garut, Bogor dan Solo hari ini, Selasa (23/10/2018) turun ke jalan untuk menolak aksi pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh anggota Banser Garut saat memperingati Hari Santri Nasional, Ahad (21/10).
Para peserta aksi, termasuk kaum ibu dan anak-anak, tumpah ruah. Mayoritas mereka membawa bendera tauhid. Di Garut, ribuan massa konvoi dari Simpang Lima menuju Alun-alun kota Garut.
“Kami aliansi umat Islam Bela Tauhid mengutuk keras pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh Banser, siap bela tauhid samordarna (sampai mati-red)?” teriak seorang orator dari mobil komando, dikutip dari Jurnal Islam, Selasa (23/10).
Dilaporkan, massa yang didominasi oleh kaum lelaki itu terus berdatangan dari seluruh penjuru Garut.
Di Bogor, massa yang tergabung ke dalam Aliansi Umat Islam Pembela Tauhid Bogor dan Forum Muslim Bogor menggelar aksi dengan melaporkan kasus pembakaran bendera tauhid di Garut itu ke Kepolisian Resor Bogor Kota, Selasa (23/10) siang.
Massa berkumpul di halaman Masjid Raya Bogor, Jl Pajajaran. Usai shalat Zuhur, dengan bendera tauhid, massa melanjutkan aksinya dengan long march mengitari jalan sekitar Istana Bogor.
“Singa-singa Allah yang telah dibangunkan dari tidurnya karena peristiwa pembakaran bendera tauhid oleh oknum Banser di Garut adalah perbuatan keji dan biadab. Karena itu, sebagai wujud pembelaan kami terhadap perilaku keji itu, Bela Kalimat Tauhid, dan Pelaporan ke Polresta Bogor. Saatnya kita tunjukkan sikap tegas terhadap pelaku pembakaran bendera tauhid, sekaligus pembelaaan kita sebagai umat Islam,” demikian seruan tertulis dari peserta aksi.
Sementara ribuan umat Islam Solo Raya menggelar aksinya di Mapolresta Surakarta, Selasa (23/10).
Mereka menuntut keadilan atas tindakan angota Banser yang telah membakar bendera tauhid di Garut saat memperingati Hari Santri.
“Siapa saja yang telah menghilangkan kalimat tauhid dan menghilangkan panji-panji tauhid, maka kalian akan berhadapan dengan kami,” kata Syamsudin Asrori, salah seorang orator dari mobil komando, dikutip dari Jurnal Islam, Selasa (23/10).
Orator lainnya, Muhammad Taufiq, mengingatkan, adanya ketidakadilan saat ini terhadap umat Islam.
“Kita ini sedang berada di dunia terbalik. Orang yang mengibarkan bendera PKI, Papua Merdeka, dibiarkan saja. Tetapi orang yang membawa bendera tauhid dikriminalisasi,” sesalnya.
Selain tiga daerah itu, daerah-daerah lain pun di Indonesia menyusul menggelar aksi serupa. (*)