BANDUNG (SALAM-ONLINE): Pada saat kunjungan silaturrahim pengurus inti PBNU ke kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Rabu (31/10/2018) malam lalu, Ketua Tanfidziyah PBNU, Said Aqil Siradj di antaranya menyatakan, NU dan Muhammadiyah berkewajiban mengawal ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah.
“Mari kita jaga itu semua, karena jika tidak, maka ancaman disintegrasi, ancaman perang saudara itu ada,” katanya seperti dikutip Republika, Kamis 1 November 2018.
Menanggapi pernyataan Said Aqil tersebut, khususnya tentang kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, bahkan ‘perang saudara’, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali M Da’i, Lc, MA, menyatakan, bukan hanya pengurus inti Muhammadiyah dan PBNU saja, tapi semua umat Islam, termasuk NU garis lurus, insya Allah setuju dengan ajakan itu.
Namun Kiai Athian juga mengingatkan, bagaimana selama ini potensi disintegrasi bangsa itu dilakukan, termasuk persekusi terhadap sejumlah ulama, dai, ustadz dan tokoh masyarakat serta kegaduhan yang diciptakan seperti pembakaran bendera berlafadz tauhid baru-baru ini.
Menurut alumnus Universitas Al Azhar Kairo ini, peristiwa pembakaran kalimat tauhid, begitu juga peristiwa-peristiwa sebelumnya, seperti upaya persekusi terhadap beberapa Ulama dan tokoh masyarakat, bersikap dan bertindak mengambil alih tugas penegak hukum, termasuk pernyataan ‘Islam tai’ sangatlah berpotensi terjadinya disintegrasi dan ‘perang saudara’ yang dimaksud.
“Ketua Banser sendiri mengakui dan akhirnya meminta maaf kepada umat Islam dan masyarakat terkait beberapa anggotanya yang telah membuat kegaduhan di negeri ini,” ujarnya dalam pesan singkat yang diterima Salam-Online, Kamis (1/11).
Oleh karenanya, Kiai Athian menyarankan, agar pernyataan Said Aqil itu tidak terkesan hanya sekadar berbasa-basi, atau bahkan asal ngomong, sebaiknya Banser sebagai ormas underbouwnya NU, untuk sementara dibekukan dulu oleh induknya.
“Untuk diberikan arahan dan pembinaan, agar di lain waktu tidak menimbulkan kegaduhan lagi di Negeri ini,” pintanya. (S)