Protes Rompi Kuning Menjalar ke Montenegro

Setelah Belanda dan Belgia mengikuti Prancis dalam aksi protes mengenakan rompi kuning, kini unjuk rasa rompi kuning itu pun menjalar ke Montenegro. Ratusan massa berompi kuning di ibu kota Podgorica, Montenegro, menggelar aksi protes terhadap pemerintah terkait penangkapan anggota parlemen, Medojovic.

Ratusan demonstran berompi kuning memprotes penangkapan anggota parlemen Montenegro, Nebojsa Medojevic di Podgorica, Montenegro pada Minggu, 9 Desember 2018. (Foto: Milos Vujovic/Anadolu Agency)

PODGORICA (SALAM-ONLINE): Ratusan orang berompi kuning di Podgorica, Montenegro, Minggu (9/12/2018) menggelar aksi protes terhadap pemerintah terkait dengan seorang anggota parlemen yang ditangkap.

Rompi kuning menghadiri demonstrasi yang diadakan oleh kelompok pro-oposisi, yang memprotes penangkapan anggota parlemen yang juga pemimpin oposisi, Nebojsa Medojevic.

Para pengunjuk rasa seperti dilansir Anadolu Agency (AA), Ahad (9/12), berkumpul di depan Parlemen Montenegro untuk memulai bergerak menuju kantor presiden dan gedung pemerintah.

Banyak pemimpin oposisi dan anggota parlemen Front Demokrat (DF) bergabung dalam aksi tersebut.

Salah satu pemimpin DF, Andrija Mandic, mengatakan dalam orasinya bahwa kehidupan Medojevic berisiko dijatuhi hukuman dua bulan penjara.

Mandic menyebut mereka akan dapat mengubah Montenegro ketika mereka membandingkan sosok peserta yang melakukan unjuk rasa di Podgorica dengan yang ada di Paris.

Dia menambahkan bahwa mereka (demonstran) harus berani dan teguh.

Mandic meminta orang-orang yang tidak hadir dalam protes hari Minggu untuk menghadiri unjuk rasa berikutnya yang akan digelar pada Rabu (12/12).

Baca Juga

Demonstrasi berakhir dengan damai setelah orasi disampaikan oleh para tokoh dalam aksi tersebut.

Montenegro adalah sebuah negara demokratis yang terletak di Eropa Selatan. Tepatnya berada di negara Balkan dan berbatasan dengan Laut Adriatik di selatan, Koasia di barat, Bosnia & Herzegovina dan Serbia di utara, serta Albania di selatan.

Sebelumnya, dimulai pada 17 November lalu, ribuan demonstran—yang mengenakan rompi kuning—telah menggelar unjuk rasa di kota-kota besar Prancis, termasuk Paris, untuk memprotes kenaikan pajak bahan bakar minyak (BBM), gas dan listrik—sebuah kebijakan kontroversial Presiden Emmanuel Macron di tengah kondisi ekonomi yang memburuk.

Para demonstran, yang umumnya tinggal di daerah pedesaan karena harga sewa tempat tinggal yang tinggi di kota-kota, telah meminta Macron untuk memotong pajak bahan bakar dan meminimalisir kesulitan ekonomi mereka.

Menurut survei baru-baru ini, 84 persen orang Prancis—kebanyakan dari kelompok berpendapatan menengah—mendukung aksi protes tersebut.

Harga bahan bakar di Prancis telah melonjak lebih dari 20 persen pada tahun ini.

Gerakan rompi kuning Prancis ini menyebar ke Belgia dan Belanda dalam waktu singkat. Kedua negara Eropa ini menyusul Prancis untuk menggelar demo yang sama, juga mengenakan rompi kuning. (mus)

Sumber: AA

Baca Juga