Dituduh Korupsi, Netanyahu Perdana Menteri Penjajah Menolak Mundur

Netanyahu membantah melakukan korupsi seperti yang dituduhkan. Oleh karenanya dia menyatakan tidak akan mundur.

Hasil survei menunjukkan Partai Sayap Kanan Netanyahu, Likud, memenangkan pemilu pada 9 April mendatang

SALAM-ONLINE: Di tengah tuduhan terlibat dalam tiga kasus korupsi, Perdana Menteri penjajah Zionis, Benjamin Netanyahu Israel, menolak untuk mengundurkan diri. Dia membantah melakukan itu dan akan mencalonkan diri dalam pemilihan April 2019 mendatang.

Sementara Netanyahu tidak akan mengundurkan diri jika didakwa dengan tuduhan korupsi, polisi terus menyelidiki kasus lainnya yang melibatkan dia.

Netanyahu mengumumkan pekan lalu bahwa pemilu legislatif sebentar lagi akan diadakan pada April. Dia akan mencari mandat politik baru setelah koalisinya yang berkuasa di sayap kanan runtuh.

Dalam konferensi pers pada Senin (31/12/2018) saat kunjungannya ke Brasil, Netanyahu mengatakan, dia tidak akan mundur “jika dipanggil jaksa penuntut umum untuk mengikuti sidang sebelum pemilu parlemen”.

Netanyahu tidak akan diminta untuk mengundurkan diri jika dituntut dalam salah satu kasus. Tetapi ia kemungkinan akan menghadapi tekanan politik yang kuat untuk melakukannya.

“Saya tidak punya niat untuk mengundurkan diri. Pertama, karena tidak akan ada (penyelidikan). Kedua, karena hukum tidak mewajibkan saya untuk melakukannya (mundur),” kata Netanyahu seperti dikutip Aljazeera, Selasa (1/1/2019).

Baca Juga

“Itu (kalau dipaksa mudur) akan menjadi pelanggaran serius bagi demokrasi,” tambahnya.

Dalam langkah terbaru, polisi merekomendasikan Netanyahu untuk didakwa terkait kesepakatan yang diduga dilakukannya kepada perusahaan telekomunikasi, Bezeq, dengan imbalan liputan positif dari perusahaan media terkait.

Menurut laporan media Zionis, ada cukup bukti pada kasus tersebut untuk menuduhnya melakukan korupsi. Pada Februari 2018, para penyelidik merekomendasikan dia didakwa dalam dua kasus lainnya.

Salah satu tuduhan terhadap Netanyahu adalah dia membuat kesepakatan rahasia dengan penerbit surat kabar terlaris Zionis, Yediot Aharonot. Kesepakatan rahasia itu adalah untuk melakukan liputan positif sebagai imbalan karena dia membantu lahirnya sebuah undang-undang yang akan membatasi sirkulasi publikasi saingan harian tersebut.

Hasil survei menunjukkan Partai Likud sayap kanan Netanyahu memenangkan suara pada pemilihan 9 April mendatang, yang semula dijadwalkan pada November. (mus)

Sumber: Aljazeera

Baca Juga