Gadis Palestina Ini Jatuh Tersungkur Ditembak Mati Pasukan Penjajah

Kepala Polisi Zionis di Yerusalem, Yoram Halevi, menuduh dan mengklaim gadis Palestina itu mengeluarkan pisau dan mencoba “menusuk” tentara penjajah di pos pemeriksaan al-Zaeem, sehingga mereka menembaknya.

Gadis Palestina, Samah Zuheir Mubarak (18), seorang siswi dari kota Ramallah Tepi Barat, jatuh tersungkur, ditembak mati polisi penjajah di pos pemeriksaan al-Zaeem. (Foto: dokumentasi Maannews)

SALAM-ONLINE: Pasukan penjajah Zionis telah menembak mati seorang gadis Palestina berusia 16 tahun. Samah Zuheir Mubarak jatuh tersungkur, ditembak mati pasukan penjajah, setelah dia dituduh berusaha menikam seorang polisi perbatasan di sebuah pos pemeriksaan antara Tepi Barat yang diduduki/dijajah dan Baitul Maqdis (Yerusalem), demikian laporan media setempat.

Polisi perbatasan penjajah menembaki Samah Zuheir Mubarak, seorang siswi dari kota Ramallah Tepi Barat, di pos pemeriksaan al-Zaeem. Pos pemeriksaan itu memisahkan permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat dari lingkungan yang terletak di Yerusalem Timur yang diduduki.

Keluarga Mubarak, yang berbasis di Jalur Gaza, seperti dilansir Middle East Monitor (MEMO), Kamis (31/1/2019) mengatakan kepada media setempat bahwa pasukan Zionis membunuh putri mereka dengan “darah dingin”.

Dalam sebuah video yang dirilis oleh polisi penjajah, Mubarak terlihat berjalan menuju pos pemeriksaan. Dalam klip lain, dia terlihat berdiri di dekat sebuah kendaraan dan sekelompok pasukan penjajah. Nampak Mubarak ditembak oleh pasukan Zionis dari jarak dekat, kemudian gadis itu rebah dan tersungkur.

Klip lain menunjukkan pasukan Zionis mencari barang-barangnya, termasuk buku-buku dan perlengkapan sekolah dari dalam tasnya.

Yoram Halevi, kepala polisi Zionis di Yerusalem, mengklaim gadis Palestina itu mengeluarkan pisau dan mencoba “menusuk” tentara penjajah di pos pemeriksaan al-Zaeem, sehingga mereka menembaknya.

“Tidak jelas apa latar belakangnya, apa alasannya (di balik kedatangannya ke pos pemeriksaan),” kata Halevi, seraya menambahkan bahwa insiden itu sedang “diselidiki”.

Baca Juga

Insiden itu terjadi beberapa hari setelah setidaknya tiga warga Palestina lainnya dibunuh oleh pasukan penjajah dan pemukim Yahudi.

Pada Sabtu (26/1), Hamdi Naasan (38) meninggal karena luka-lukanya setelah warga penjajah dari permukiman terdekat menyerbu dan melepaskan tembakan ke desa Al-Mughayyir, Tepi Barat.

Berikutnya, Ayman Hamed (18), dikebumikan di desanya di Silwad setelah tentara Zionis menembak dan membunuhnya pada Jumat (25/1) karena dituduh melempar batu.

Sementara Riyad Shamasneh dibunuh oleh polisi Zionis dalam pengejaran berkecepatan tinggi di dekat Gerbang Damaskus, Kota Tua di Yerusalem Timur, pada Sabtu (26/1) pagi.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia lokal dan internasional telah mengemukakan kekhawatiran bahwa pasukan penjajah menggunakan kekuatan berlebihan ketika menghadapi orang-orang Palestina yang dituduh menyerang atau diduga melakukan hal itu.

Polisi penjajah melonggarkan peraturan terbuka pada Desember 2015, yang memungkinkan aparat Zionis itu melepaskan tembakan langsung kepada mereka yang melempar batu, tanpa menggunakan senjata tidak mematikan terlebih dahulu. (mus)

Sumber: MEMO

Baca Juga