PBB Desak Pihak-pihak Bertikai di Suriah Lindungi Warga Sipil
Warga sipil terus digunakan sebagai bidak oleh berbagai pihak, kata Komisaris tinggi HAM PBB.JENEWA (SALAM-ONLINE): PBB mendesak semua pihak di Suriah untuk memastikan “perlindungan warga sipil” di tengah serangan baru-baru ini yang menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Dalam sebuah pernyataan, Selasa (19/2/2019), Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Michelle Bachelet mendesak semua pihak untuk memastikan bahwa perlindungan terhadap warga sipil sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan semua operasi militer sesuai dengan hukum internasional.
Dia menggarisbawahi bahwa pengeboman intensif berbasis darat di wilayah itu oleh pasukan rezim dan sekutu mereka serta serangkaian serangan oleh “aktor non-negara” menyisakan sekitar satu juta orang—termasuk ratusan ribu yang tinggal di kamp—dalam “situasi yang sangat rentan”. Serangan itu juga mengakibatkan banyak korban sipil.
Bachelet menyayangkan warga sipil “terus digunakan sebagai bidak oleh berbagai pihak”. Ia meminta kedua belah pihak untuk memberikan jalan yang aman bagi penduduk yang ingin menyelamatkan diri dan melindunginya.
“Sejumlah besar warga sipil, termasuk ratusan ribu orang terlantar, di Idlib dan Aleppo utara hidup dalam kehidupan yang tak tertahankan,” kata Bachelet seperti dilansir kantor berita Anadolu, Selasa (19/2).
Idlib, yang terletak di barat laut Suriah di perbatasan Turki, menghadapi serangan hebat dari rezim Asad sejak perang pecah pada 2011.
Sejak Maret 2015, Idlib tidak lagi di bawah kendali rezim Asad. Kelompok pejuang oposisi telah mengambil alih kendali kota dan provinsi itu sampai sekarang.
Setelah pertemuan September 2018 lalu antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin, keduanya sepakat untuk membentuk zona demiliterisasi di Idlib.
Di bawah kesepakatan itu, kelompok-kelompok oposisi di Idlib akan tetap berada di daerah-daerah di mana mereka tinggal, di Provinsi Idlib. Sementara Rusia dan Turki melakukan patroli untuk mencegah pertempuran baru.
Bachelet menyatakan keprihatinan terhadap sekitar 20.000 orang yang melarikan diri dari Provinsi Deir-Ez Zor timur yang dikendalikan Daesh (ISIS). Dia mencatat banyak warga sipil yang ditahan secara paksa di kamp-kamp sementara yang dikelola oleh kelompok teror YPG/PYD/PKK dalam apa yang dia sebut sebagai “perampasan kebebasan”.
PKK, yang oleh Turki, AS dan Uni Eropa dimasukkan dalam daftar sebagai organisasi teroris, melakukan kampanye teror terhadap Turki selama lebih dari 30 tahun. Turki menyatakan PKK bertanggung jawab atas kematian hampir 40.000 orang. YPG adalah cabang PKK di Suriah yang didukung AS.
Bachelet juga menyatakan keprihatinannya terhadap sekitar 200 keluarga yang dilaporkan terjebak di daerah-daerah yang dikendalikan oleh ISIS. Mereka masih ditahan oleh kelompok teror itu. (mus)
Sumber: Anadolu