Persatuan Ulama Sedunia Kecam Pejabat Arab Ikut KTT Warsawa-Zionis
Para Ulama yang tergabung dalam International Union Muslim Scholars yang bermarkas di Doha, Qatar, mengecam para pejabat negara Arab yang turut berpartisipasi dalam KTT Warsawa yang disponsori AS dan Polandia, dihadiri oleh penjajah Zionis, pekan lalu.DOHA (SALAM-ONLINE): Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) mengecam pertemuan para pejabat dari beberapa negara Arab pada Minggu (17/2/2019) dengan Perdana Menteri penjajah Zionis pada sebuah konferensi di Warsawa, Polandia.
“International Union of Muslim Scholars mendapat kabar dengan sedih pertemuan sejumlah besar pejabat dari negara-negara Arab dengan Perdana Menteri penjajah (Zionis), Benyamin Netanyahu, yang menduduki Tanah Suci Tanah Suci umat Islam (di Al-Quds), membunuhi anak-anak (Palestina), memblokade kota-kota mereka serta menghakimi Palestina dan Yerusalem dengan dukungan dari AS,” demikian pernyataan tertulis IUMS di Twitter sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu, Senin (18/2).
Menteri-menteri negara-negara Arab menghadiri KTT tersebut untuk mempromosikan Masa Depan Perdamaian dan Keamanan di Timur Tengah yang diselenggarakan oleh AS dan Polandia di Warsawa, pada 13-14 Februari 2019.
IUMS menyatakan, para pejabat negara Arab yang menghadiri konferensi telah melupakan apa yang telah dilakukan Zionis penjajah di Yerusalem dan Tepi Barat.
Mendasari bahwa Benjamin Netanyahu menganggap perkembangan ini sebagai titik balik historis, maka menurut IUMS, Netanyahu meminta Menteri Luar Negeri AS agar bekerja untuk kepentingan bersama Zionis dan Arab.
AS dan Polandia mengatakan pertemuan menteri internasional itu akan membahas perdamaian dan keamanan di Timur Tengah dan masalah-masalah kritis seperti terorisme, pengembangan rudal dan proliferasi.
Tetapi pernyataan baru-baru ini oleh pejabat senior AS dan Polandia telah menimbulkan spekulasi tentang upaya untuk membangun koalisi anti-Iran.
Hampir 50 negara, termasuk Zionis dan beberapa negara Arab, dilaporkan mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam konferensi tersebut, yang secara resmi sebagai “upaya menteri-menteri dari negera-negara yang hadir untuk Mempromosikan Masa Depan Perdamaian dan Keamanan di Timur Tengah”. (mus)
Sumber: Anadolu