Pertahankan Idlib dari Serangan Rezim, Turki Pasok Senjata ke Pejuang Suriah

Tank-tank Angkatan Bersenjata Turki dikirim dari Hatay (perbatasan Turki-Idlib) untuk mendukung pertahanan  dan perjuangan kelompok-kelompok pejuang Suriah.(Foto: Erdal Türkoğlu/Anadolu Agency)

IDLIB (SALAM-ONLINE): Pasukan rezim Basyar Asad yang didukung Rusia akan dapat bergerak maju ke perbatasan Turki jika mereka mampu menembus pertahanan barisan pejuang oposisi di barat laut Suriah, kata seorang pejabat tinggi oposisi. Dia mendesak Turki agar berbuat lebih banyak untuk melindungi daerah itu dari serangan besar rezim dan Rusia, lapor Reuters, yang dikutip Middle East Monitor (MEMO), Senin (27/5/2019).

Serangan sebulan penuh adalah eskalasi perang paling serius antara rezim Basyar Asad dengan lawan-lawannya sejak musim panas lalu. Serangan udara dan pengeboman oleh rezim Suriah yang didukung kekuatan udara Rusia telah membunuh sekitar 250.000 orang di wilayah itu, benteng oposisi terakhir yang cukup besar.

Kepala “Pertahanan dan Perlawanan” Pemerintahan, Fawaz Hilal yang menjalankan roda pemerintahan provinsi Idlib, menyatakan keyakinannya bahwa pejuang oposisi yang berkumpul di wilayah Idlib dari seluruh Suriah akan mampu menahan serangan tersebut.

“Serangan ganas ini adalah pertempuran yang menghancurkan tulang. Jika rezim itu mampu menembus garis pertahanan kami di Hama utara dan Idlib selatan, ia tidak akan berhenti sampai mencapai perbatasan,” kata Hilal kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Pemerintahannya di Idlib, yang didukung oleh kelompok Hay’ah Tahrir al-Sham (HTS) yang boleh dibilang terkuat di wilayah itu, telah meminta pemerintah untuk membantu memikul “beban militer” dengan membangun pertahanan kantong pasir, menjaga garis depan, dukungan keuangan dan bantuan lainnya.

“Kami semua peduli dengan memukul mundur serangan ini,” kata Hilal.

Serangan bom itu telah membunuh 229 warga sipil dan melukai 727 lainnya sejak 28 April lalu, menurut The Union of Medical Care and Relief Organisation (UOSSM), sebuah LSM medis yang berpusat di AS.

Hilal berbicara di kantornya di kota Idlib, ibu kota provinsi yang sampai sekarang masih normal. Serangan rezim sendiri sebagian besar di pusatkan ke wilayah depan selatan Suriah.

Baca Juga

“Kami masih optimis meskipun ada serangan militer ini (di selatan Suriah, bukan di ibu kota Idlib). Jika tidak, kami tak akan berada di sini hari ini,” ungkap Hilal.

Di ibu kota provinsi Idlib itu nampak jalanan sibuk dengan mobil dan pejalan kaki. Sebelum matahari terbenam, pedagang kaki lima keluar dalam jumlah besar untuk menjual makanan kepada umat Islam yang menjalankan ibadah puasa di siang hari selama bulan Ramadhan ini.

Para pejuang, yang sebagian besar terdiri dari pemuda itu setidaknya sampai hari ini berhasil mempertahankan kota Idlib yang direbut dari rezim pada Maret 2015 lalu.

“Para pemuda (pejuang) itu memiliki doktrin perang yang hebat,” kata Hilal.

Tahrir al-Sham adalah kelompok pejuang paling kuat di wilayah tersebut. Kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra atau Jabhah Nusra (JN), sayap Al-Qaidah di Suriah itu berganti nama pada 2016. PBB memvonisnya sebagai kelompok “teroris”.

Kelompok oposisi lain yang mengambil bagian dalam pertahanan di daerah itu, termasuk kelompok-kelompok yang didukung Turki. Sumber-sumber oposisi dan kelompok pejuang senior mengatakan pada Sabtu (25/5), Turki telah mengirim pasokan senjata baru ke kelompok-kelompok ini untuk membantu mereka mengusir serangan rezim. (mus/salam)

Sumber: MEMO

Baca Juga