Staf Utama Sekjen PBB Kecam Dewan Keamanan Terkait Tragedi Kemanusiaan di Idlib-Suriah

SALAM-ONLINE: Seorang pembantu utama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam Dewan Keamanan pada Selasa (28/5/2019, karena dinilai tidak melakukan tindakan apa-apa di Suriah. Dia mempertanyakan apa yang akan dilakukan untuk mencegah bencana (kemanusiaan) atas banyaknya warga sipil yang terbunuh lantaran agresi brutal dari rezim Basyar Asad di barat laut negara itu.

“Tidak ada pertanyaan hari ini tentang apakah Anda, Anggota Dewan ini, mengetahui situasi kemanusiaan tragis di Suriah,” Ursula Mueller, pejabat urusan kemanusiaan Sekjen PBB Guterres mengatakan kepada dewan.

“Pertanyaan hari ini adalah apa yang akan Anda lakukan untuk melindungi warga sipil di Idlib—contoh terbaru dari bencana kemanusiaan yang sepenuhnya diketahui, dapat diprediksi, dan dapat dicegah karena terbentang di depan mata kita,” tegasnya, dikutip Anadolu Agenscy, Selasa (28/5).

Sekitar 1,5 juta orang saat ini tinggal di Idlib. Sekitar setengahnya telah mengungsi ke bagian lain negara itu.

Turki dan Rusia sepakat September 2018 lalu untuk menjadikan Idlib sebagai zona de-eskalasi—yang secara tegas dilarang melakukan tindakan agresi.

Namun rezim Suriah dan sekutunya, secara konsisten telah melanggar ketentuan gencatan senjata dan sering melancarkan serangan ke wilayah (zona) de-eskalasi.

Lembaga Pertahanan Sipil ‘Helm Putih’ kembali melaporkan pada Selasa (28/5) bahwa empat warga sipil tewas dalam serangan rezim di provinsi yang dikuasai oposisi itu. Badan pertahanan sipil Helm Putih Suriah itu mengatakan, sehari setelah melaporkan bahwa 17 warga sipil meregang nyawa dalam serangan terpisah.

Baca Juga

Lebih dari 160 warga sipil telah terbunuh dan sekitar 270.000 lainnya telah mengungsi bulan ini karena serangan yang gencar dan pengeboman udara dari rezim dan, menurut PBB.

Di tengah serangan yang sedang berlangsung, Mueller marah kepada Dewan Keamanan PBB.

“Tidak bisakah Dewan ini mengambil tindakan konkret ketika serangan terhadap sekolah dan rumah sakit telah menjadi modus perang dsan tidak lagi memicu kemarahan?

“Apakah tidak ada yang bisa dikatakan atau dilakukan ketika bom barel sembarangan dijatuhkan di wilayah sipil?” tanyanya. “Jutaan anak-anak yang babak belur dan terkepung, wanita dan pria tidak bisa menunggu putaran, mereka membutuhkan perlindungan dan tindakan kalian sekarang,” serunya. (mus/salam).

Sumber: Anadolu

Baca Juga