Presiden Mohammad Mursi: Tokoh pemberani

Presiden Dr Mohammad Mursi

SALAM-ONLINE: “Jika harga untuk menjaga keabsahan adalah darah saya, maka saya siap untuk mengorbankan darah saya demi keselamatan dan legitimasi tanah air ini.”

Kata-kata ini adalah bagian dari pidato terakhir Presiden Mesir Mohammad Mursi sebelum militer menggulingkannya pada 3 Juli 2013, kantor berita Anadolu melansir, Selasa (18/6/2019).

Mursi tidak menggunakan kata-kata ini sebagai slogan untuk kepentingan agenda politiknya, tetapi justru banyak berkorban untuk membela pilihan rakyat Mesir terkait dirinya sebagai presiden dalam pemilihan yang bebas dan transparan.

Mursi, anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin Mesir, memenangkan pemilihan presiden pertama Mesir yang dilakukan secara bebas dan demokratis pada 2012.

Namun, setelah satu tahun menjabat, ia digulingkan dan dipenjara dalam kudeta militer berdarah yang dipimpin oleh menteri pertahanan dan panglima angkatan bersenjata saat itu, Abdel Fattah el-Sisi.

Pada saat kematiannya, Mursi menghadapi sejumlah tuntutan hukum, yang menurutnya, bersama sejumlah kelompok hak asasi manusia dan pengamat independen, memiliki motivasi politis.

Mursi lahir pada 8 Agustus 1951 di desa El Adwah Provinsi Al-Sharqia Mesir utara.

Ia tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia menikah pada 1978, memiliki lima anak dan tiga cucu.

Bidang akademik

Mursi pindah ke Kairo untuk belajar Teknik di Universitas Kairo dari tahun 1970 hingga 1975 dan lulus dengan predikat sangat memuasakan sebelum diangkat sebagai dosen. Dia memperoleh gelar Master di bidang teknik metalurgi pada 1978.

Pada tahun yang sama, ia memperoleh beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat dan menerima gelar PhD dalam ilmu material dari University of Southern California pada 1982.

Saat berada di AS, ia menjadi asisten profesor di California State University, Northridge dari 1982-1985. Dia juga bekerja di NASA pada awal 1980-an untuk membantu mengembangkan mesin Space Shuttle.

Pada 1985, ia kembali ke Mesir dan menjadi profesor di Universitas Zagazig. Mursi diangkat menjadi kepala departemen teknik dan bertugas di sana sebagai dosen hingga 2010.

Dia kemudian terpilih sebagai anggota Komite Anti-Zionis dan merupakan anggota pendiri Komite Resist Proyek Zionis Mesir.

Pada tahun 2000, ia terpilih sebagai anggota Parlemen Mesir untuk Ikhwanul Muslimin dan menjadi ketua blok parlemen dan juru bicaranya.

Mursi adalah salah satu anggota Parlemen yang paling aktif. Dia memegang posisi itu dari 2000-2005.

Baca Juga

Dia bersama-sama mendirikan Asosiasi Nasional untuk Perubahan Mesir pada tahun 2004 dan Asosiasi Mesir untuk Perubahan dalam kemitraan dengan tokoh Mesir terkenal Mohamed ElBaradei pada 2010. Mursi memainkan peran penting dalam mempersiapkan revolusi Mesir yang menyebabkan penggulingan mantan Presiden Hosni Mubarak pada Januari 2011.

Rezim Mubarak menangkapnya karena perannya dalam asosiasi sebelum dia dibebaskan oleh massa Mesir beberapa hari sebelum Mubarak digulingkan.

Pemimpin Ikhwanul Muslimin

Mursi ikut mendirikan Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin, serta Aliansi Demokratik, yang mencakup banyak partai.

Pada 30 April 2011, Dewan Syura Ikhwanul Muslimin memilihnya sebagai ketua Partai Kebebasan dan Keadilan bersama Issam al-Erian sebagai wakilnya dan Mohammad Saad Al-Katatni sebagai sekretaris partai.

Mursi memenangkan pemilihan presiden pertama pasca-revolusi pada 2012. Dia menjadi presiden sipil pertama yang terpilih secara sah dan demokratis Mesir dan presiden kelima republik itu.

Namun oleh musuh-musuh politiknya yang mengorganisir massa, Mursi diprotes karena ingin membawa Mesir ke arah tegaknya syariat Islam. Militer pun mengambil kesempatan dan menggulingkannya saat baru sekitar setahun dia menjabat presiden. Mursi menghadapi sejumlah tuduhan. Itulah dalih militer di bawah menteri pertahanan dan panglima angkatan bersenjata, Abdel Fattah el-Sisi menggulingkan dan menyeretnya ke dalam penjara.

Ada enam dakwaan terhadap presiden sah Mesir itu, termasuk “pembunuhan, mata-mata untuk Qatar, mata-mata untuk Hamas, menghina pengadilan dan keterlibatan dalam terorisme”.

Keluarga Mursi bersama dengan organisasi lokal dan internasional berulang kali mengeluh tentang kondisinya yang semakin buruk di penjara. Tapi semua protes ini diabaikan oleh rezim tidak sah Mesir.

Abdel-Monem Abdel-Maqsoud, seorang pengacara untuk Presiden Mursi, mengatakan tim pembela menerima berita kematiannya dari para terdakwa lain yang bersamanya dalam persidangan, Senin (17/6).

“Presiden Mursi dipindahkan dari pengadilan, dan kami tidak tahu lokasinya karena kami mengikuti prosedur setelah kematian,” katanya.

Abdel-Maqsoud mengungkapkan, Mursi mengatakan dalam persidangan terakhirnya bahwa ia akan tetap bangga dengan negaranya meskipun “ketidakadilan telah dialaminya” setelah kudeta.

“Saya tahu rahasia yang tidak akan saya ungkapkan demi keamanan negara saya,” kata Mursi yang dikutip pengacaranya.

Pengacara mengatakan bahwa Mursi juga memprotes cara dia diperlakukan di penjara. (mus/salam)

Sumber: Anadolu

Baca Juga