AS Kecam Serangan Udara di Idlib Suriah

SALAM-ONLINE: pada Selasa (23/7/2019) mengecam serangan udara Rusia dan rezim Suriah di kota Maarat al-Numan di provinsi Idlib. Serangan biadab itu yang menghantam tempat tinggal warga sipil dan pasar.

Setidaknya 50 warga sipil gugur dalam serangan udara di zona de-eskalasi (wilayah dilarang berperang) di provinsi tersebut.

“Serangan berulang ini menunjukkan bahwa rezim Asad dan sekutunya terus meyakini solusi militer dalam konflik ini,” kata juru bicara Kemenlu AS Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan. “Serangan masif ini adalah tindakan putus asa,” ujarnya seperti dikutip kantor berita Anadolu, Rabu (24/7).

Jet tempur Rusia menggempur sebuah pasar di Maarat Al-Numan pada Senin pagi, menewaskan 39 warga sipil, termasuk sukarelawan ‘Helm Putih’, sumber-sumber dari badan pertahanan sipil itu mengatakan kepada Anadolu.

Sementara itu pesawat-pesawat tempur rezim Assad, menyerang pasar di Saraqib di pedesaan Idlib, kata sumber-sumber lokal di lapangan kepada Anadolu. Serangan udara rezim menewaskan sedikitnya tujuh warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka.

Menurut koresponden Anadolu, pesawat-pesawat tempur Rusia dan rezim juga melancarkan serangan terhadap kota Bidama serta desa-desa Talmenes dan Al-Kabina. Serangan itu menewaskan empat warga sipil.

Selain itu, setidaknya dua warga sipil meregang nyawa dan enam lainnya terluka dalam serangan yang terjadi pada Selasa (23/7).

Lucunya, Kementerian Pertahanan Rusia membantah pasukannya menyasar pasar dalam serangan tersebut. Kementerian itu mengatakan pesawat tempur Rusia tidak melakukan misi di daerah tersebut.

Morgan Ortagus
Baca Juga

Namun AS bersikeras menyalahkan Moskow (Rusia) dan Damaskus (rezim Asad) atas serangan itu.

“Serangan oleh Rusia dan rezim Asad juga terus membunuh dan melukai para aktivis kemanusiaan seperti pengemudi ambulans, pekerja kesehatan dan sukarelawan Helm Putih,” kata Ortagus.

“Kami menyerukan Rusia dan rezim Asad untuk kembali pada kesepakatan gencatan senjata di daerah itu, dan memungkinkan akses tanpa hambatan untuk mengatasi bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh serangan udara tersebut,” katanya

Sebenarnya Turki dan Rusia sepakat September 2018 lalu untuk menjadikan Idlib sebagai zona de-eskalasi (wilayah yang disepakati secara tegas dilarang melakukan tindakan agresi).

Namun, rezim Suriah dan sekutunya, tetap melanggar kesepakatan gencatan senjata. Mereka sering melancarkan serangan di dalam wilayah (zona) de-esakalasi) tersebut.

Pada 12 Juli 2019, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) mengatakan dalam sebuah laporan bahwa sekitar 606 warga sipil telah tewas dalam serangan oleh pasukan rezim dan sekutu mereka di zona de-eskalasi di Idlib sejak 26 April 2019.

Zona de-eskalasi saat ini dihuni oleh sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu orang yang dipindahkan oleh pasukan rezim dari kota-kota mereka saat konflik lebih dari delapan tahun itu. (mus/salam)

Sumber: Anadolu

Baca Juga