Di Hari Santri, ACT Luncurkan Wakaf Beras untuk Pesantren

Vice President ACT, Hafit Timor Mas’ud, Direktur Social Network Corporation ACT, Wahyu Novyan, Presiden Global Islamic Philanthropy, Ahyudin, Santri, Ustadz Fadzlan Garamatan dan President ACT, Ibnu Khajar, dalam peluncuran program Berisi (Beras untuk Santri Indonesia) di ACT Learning Center (ALC), Jalan TB Simaptupang, Jakarta Selatan, Selasa, 22 Oktober 2019. (Foto: M Nizar Malisy/salam)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober, lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program wakaf pangan untuk pesantren.

Wakaf pangan ini adalah wakaf beras yang dibagikan setiap bulannya sebesar seratus ton untuk seratus pesantren yang tersebar di berbagai provinsi di tanah air.

Direktur Program ACT Wahyu Novian mengatakan bahwa pemilihan pesantren sebagai sasaran wakaf karena mengingat data yang dimiliki ACT, ada sekitar 29.000 pesantren di tanah air. Namun tujuh puluh persennya mengalami kesulitan ekonomi.

Bahkan dia menyebutkan bahwa di pesantren yang tergolong minim ekonomi tersebut masih terdapat para santrinya yang hanya makan satu kali dalam satu hari.

“Beberapa data yang kami punya sekitar tujuh puluh (persen)nya memang termasuk ekonomi yang minim. Jadi bahkan ada yang makannya satu kali. Ini punting banget jadi perhatian kita,” kata Wahyu saat acara peluncuran program wakaf pangan untuk pesantren di Kantor ACT, Jalan TB Simatupang, Selasa (22/10/2019).

Baca Juga

“Beras ini Kan kebutuhan basic (dasar), kita bayangkan kalau santri makannya sudah sangat terbatas, kemudian bagaimana kemampuan mereka untuk mengasup ilmu,” tambah Wahyu.

Selain itu, kata Wahyu, wakaf pangan untuk pesantren juga didasari semangat ingin memakmurkan santri yang keberadaannya sudah banyak memberikan peran terhadap Negeri. Di antaranya, menurut Wahyu, adalah peran kemerdekaan dan pembangunan negeri.

Program Wakaf Beras untuk Pesantren diluncurkan oleh lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Hari Santri, 22 Oktober 2019, di Kantor ACT, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan. (Foto: M Nizar Malisy/Salam)

Oleh karena itu, dia berharap hal tersebut perlu menjadi perhatian bersama. Apalagi di saat yang sama masih banyak pesantren yang finansialnya kurang.

“Kita kasih perhatian, di saat yang sama kita dapatkan pesantren punya kemampuan yang terbatas khususnya dalam hal ekonomi,” kata Wahyu. (M Nizar Malisy/Salam)

Baca Juga