Erdogan: ‘AS Harus Serahkan Pemimpin Teroris YPG/PKK ke Turki’

Presiden Recep Tayyip Erdogan

ANKARA (SALAM-ONLINE): Pemimpin teroris YPG/PKK, Ferhat Abdi Sahin, dengan nama sandi Mazloum Kobani, dicari oleh Interpol dengan ditandai red notice. “Dan AS harus menyerahkannya ke Ankara,” kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Kamis (24/10/2019).

Berbicara langsung di stasiun penyiaran milik pemerintah Turki, TRT, yang dilansir kantor berita Anadolu, Kamis (24/10), Erdogan mengatakan negaranya telah dilecehkan oleh teroris di Suriah utara selama delapan tahun.

Erdogan menggarisbawahi bahwa beberapa negara NATO mempersenjatai kelompok teror YPG/PKK. “Jerman, Prancis dan AS bertemu dengan para pemimpin organisasi teroris itu,” ungkap Erdogan.

“Rusia mendesak Turki untuk memasuki Ayn al-Arab (Kobani) Suriah, sedangkan AS meminta yang sebaliknya,” katanya.

Dia mengatakan delegasi Turki akan mengunjungi AS pada 13 November mendatang untuk membahas perkembangan terakhir di Suriah utara.

Mengulangi pernyataan bahwa Turki tidak memiliki masalah dengan orang Kurdi, Erdogan mengatakan, “Kurdi adalah saudara kami, kami tidak memiliki masalah dengan mereka, kami hanya memerangi teroris.”

Erdogan mengatakan, Operation Peace Spring (Operasi Mata Air Perdamaian), dinamai demikian, karena adanya sejumlah besar mata air di sebelah timur Sungai Eufrat di Suriah utara.

Dia menegaskan bahwa masyarakat internasional telah diberitahu tentang operasi anti-teror Turki di sebelah timur Sungai Efrat di Suriah utara.

Erdogan juga mengatakan bahwa tujuh tentara Turki gugur dalam bentrokan di Suriah utara. Sebanyak 95 orang terluka. Sementara 96 orang dari pejuang oposisi, yaitu Tentara Nasional Suriah (SNA) yang berafiliasi ke Turki, gugur, dan 374 lainnya luka-luka. Dia menambahkan bahwa 20 warga sipil juga menjadi martir dan 187 lainnya terluka dalam operasi anti-teror tersebut.

Erdogan menyatakan dukacitanya atas gugur dan terlukanya para pejuang anti-teror di Suriah. Dia juga berharap mereka yang terluka segera sehat kembali. Erdogan memberitahu bahwa solidaritas antara Turki, Rusia dan Iran berhasil mencegah “pertumpahan darah” di kota barat laut Idlib di Suriah.

Dia menyebut persenjataan berat kelompok teror YPG/PKK harus diserahkan kepada Turki.

Baca Juga

Menyambut industri pertahanan negaranya yang berkembang, Erdogan mengatakan drone bersenjata buatan Turki memberikan banyak “bantuan” dalam operasi anti-teror tersebut.

Dia mendesak “dunia yang beradab” untuk mendukung Turki dan operasinya memerangi kelompok teror, khususnya di perbatasan Suriah-Turki

“Turki membutuhkan dukungan internasional untuk penyelesaian pengungsi,” kata Erdogan. Dia mengungkapkan, Ankara berencana membangun rumah sakit dan sekolah di zona aman Suriah utara—salah satu tujuan utama operasi—serta memastikan kembalinya para pengungsi secara sukarela ke daerah mereka masing-masing.

Dia mengecam sikap Liga Arab terkait Operasi Mata Air Perdamaian. “Blok itu (Liga Arab, red) tidak membantu Turki melindungi jutaan orang Arab,” sesalnya.

“Liga Arab tidak dapat menyelesaikan masalah apa pun di dunia Islam,” katanya.

Pada 9 Oktober lalu, Turki meluncurkan Operasi Mata Air Perdamaian di Suriah. Tujuannya untuk membebaskan Suriah utara di sebelah timur Sungai Eufrat dari kelompok teror. Selain itu, operasi juga dilakukan untuk mengamankan perbatasan Turki, membantu para pengungsi Suriah kembali dengan aman dan memastikan integritas wilayah negara yang tengah dilanda perang tersebut.

Pada Selasa (22/10), Presiden Erdogan dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, mengadakan pertemuan di kota resor Sochi di Laut Hitam Rusia.

Dalam pertemuan itu, Ankara dan Moskow menyepakati bahwa kelompok teror YPG/PKK yang berideologi Marxis-Komunis itu akan mundur 30 kilometer (18,6 mil) dari selatan perbatasan Turki dengan Suriah utara dalam waktu 150 jam. Sementara pasukan Turki dan Rusia akan melakukan patroli bersama di wilayah tersebut.

Seperti diketahui, lebih dari 30 tahun dalam aksi terornya di Turki, PKK—yang oleh Turki, Uni Eropa dan AS sendiri dimasukkan dalam daftar organisasi teroris—dinyatakan bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. PKK ssat ini mempunyai sayap di Suriah, yaitu YPG, PYD dan SDF, yang didukung AS. (mus/salam)

Sumber: Anadolu

Baca Juga