Operasi Militer Turki di Suriah Berlanjut Jika AS tak Tepati Janji
Turki setuju untuk menghentikan operasinya selama 120 jam untuk memungkinkan penarikan pasukan teroris YPG/PKK dari zona aman yang direncanakan.
ANKARA (SALAM-ONLINE): Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, jika AS tidak menepati janjinya setelah 120 jam berlalu, Turki akan dengan tegas melanjutkan operasinya di Suriah utara.
“Masalah zona aman akan diselesaikan jika AS menepati janjinya sampai berakhir dalam waktu 120 jam pada Selasa (22/10/2019) malam,” kata Erdogan kepada wartawan di Istana Dolmabahc, Istanbul, Jumat (18/10).
Pasukan keamanan Turki tidak akan menarik diri dari Suriah utara, Erdogan menekankan, seperti diberitakan kantor berita Anadolu, Jumat (18/10).
Turki dan AS mencapai kesepakatan pada Kamis (17/10) untuk menghentikan operasi anti-teror Turki di Suriah utara.
Turki setuju untuk menghentikan Operasi Perdamaian Spring selama 120 jam untuk memungkinkan penarikan pasukan teroris YPG/PKK dari zona aman yang direncanakan.
Dalam pembicaraan pada Kamis (17/10), Erdogan dan Wakil Presiden AS Mike Pence juga sepakat bahwa Turki memiliki zona aman dalam 20 mil dari selatan perbatasan Turki di Suriah.
Empat tentara Turki gugur dalam Operasi Mata Air Perdamaian (Operation Peace Spring) yang dilancarkan Turki sejak 9 Oktober 2019 bersama pihak oposisi Suriah yang tergabung dalam Syrian National Army (SNA).
Erdogan mengatakan bahwa total empat tentara Turki dan 74 anggota Tentara Nasional Suriah mati syahid selama Operasi Peace Spring.
Tujuan operasi damai itu adalah untuk membebaskan Suriah utara dari teroris, mengamankan perbatasan Turki, membantu pengembalian yang aman bagi para pengungsi Suriah dan memastikan integritas wilayah Suriah.
Ankara ingin membersihkan Suriah utara di sebelah timur Sungai Efrat dari kelompok teror PKK dan cabangnya di Suriah (YPG/PKK).
Diketahui, lebih dari 30 tahun dalam aksi terornya melawan Turki, PKK—yang oleh Turki, AS dan Uni Eropa dimasukkan dalam daftar organisasi teroris—dinyatakan bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. (mus/salam)
Sumber: Anadolu