Rusia: Turki Akan Habisi Teroris YPG/PKK Jika tak Mundur dari Perbatasan Suriah

Juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov

MOSKOW (SALAM-ONLINE): Tentara Turki akan menggempur habis teroris YPG/PKK dukungan AS jika mereka tidak menarik diri dari perbatasan Suriah, kata juru bicara kepresidenan Rusia di Moskow, Rabu (23/10/2019).

Presiden Turki dan Rusia pada 22 Oktober lalu di kota pantai Sochi, Rusia menyepakati pembersihan unsur-unsur YPG/PKK di Suriah. Termasuk berbagai jenis senjata yang disuplai AS untuk teroris YPG/PKK di wilayah itu, kata Dmitry Peskov kepada wartawan.

Peskov, seperti dilansir kantor berita Anadolu, Rabu (23/10), mengatakan jika YPG/PKK tidak menarik diri, maka pasukan rezim Suriah dan Rusia yang mundur. “Dan YPG/PKK akan ‘digilas’ oleh mesin militer Turki,” kata Peskov.

Juru bicara Kremlin itu menyarankan YPG/PKK untuk tidak menunggu bantuan dari AS, karena negara yang dipimpin Donald Trump itu kini “meninggalkan sekutu-sekutunya”. AS meninggalkan mereka di perbatasan Suriah dan “hampir memprovokasi mereka untuk berperang dengan Turki”.

Pada 9 Oktober lalu, Turki meluncurkan Operation Peace Spring (Operasi Mata Air Perdamaian) untuk menghabisi teroris dari Suriah utara di sebelah timur Sungai Eufrat, mengamankan perbatasan Turki, membantu para pengungsi Suriah kembali dengan aman dan memastikan integritas wilayah Suriah.

Baca Juga

Ankara setuju dengan Washington pada 17 Oktober lalu untuk menghentikan operasinya. Turki menghentikan sementara operasi damainya untuk memberi kesempatan kelompok teror YPG/PKK menarik diri dari zona aman yang disepakati.

Pada Selasa (22/10), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan “bersejarah” di kota resor Laut Hitam Sochi hanya beberapa jam sebelum jeda (penghentian sementara operasi militer) ditetapkan berakhir.

Akhirnya, Ankara dan Moskow mencapai kesepakatan. Kelompok teror PKK/YPG dukungan AS akan mundur 30 kilometer (19 mil) dari perbatasan Turki dengan Suriah utara dalam waktu 150 jam. Sementara pasukan Turki dan Rusia akan melakukan patroli bersama di wilayah itu.

Seperti diketahui, lebih dari 30 tahun aksi terornya melawan Turki, PKK—yang oleh Turki, Uni Eropa dan AS sendiri ditetapkan sebagai organisasi teroris—bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. (mus/salam)

Sumber: Anadolu

Baca Juga