Setahun Berlalu, Dunia Ingin Tahu: ‘Di Mana Jasad Khashoggi?’
Bahkan setahun setelah pembunuhan terhadap Khashoggi, dunia masih tetap menunggu informasi tentang keberadaan jasad sang jurnalis dan kolumnis itu.
SALAM-ONLINE: Setahun berlalu. Persisnya 2 Oktober 2018. jurnalis terkemuka Jamal Khashoggi memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul. Warga negara Arab Saudi yang juga kolumnis di Washington Post itu ingin menyelesaikan prosedur terkait rencana pernikahannya dengan perempuan Turki. Tetapi setelah itu ia tidak pernah keluar dari gedung tersebut.
Calon istrinya, Hatice Cengiz, sedang menunggu di luar konsulat. Dia bersemangat untuk memulai kehidupan barunya dengan sang jurnalis terkemuka itu. Namun, Cengiz tidak pernah melihatnya lagi sejak sosok yang dikenal kritis terhadap kerajaan Saudi itu memasuki gedung konsulat tersebut.
Hilangnya Khashoggi menyita banyak perhatian internasional pada tahun lalu. Berkat investigasi cermat yang dilakukan oleh unit forensik Turki, Arab Saudi akhirnya mengakui pembunuhan terhadap jurnalis tersebut. Namun pertanyaan yang masih menghantui adalah, di mana jasad Khashoggi?
Dalam satu tahun terakhir, lapor kantor berita Anadolu, Rabu (2/102019), beragam informasi bahkan bermunculan bagaimana dia dibunuh. Namun dunia masih menunggu informasi dan pengumuman resmi tentang keberadaan jasadnya.
Sebuah laporan yang disiapkan oleh Pelapor Khusus PBB untuk Eksekusi di luar Pengadilan, Agnes Callamard, menyoroti tentang di mana Khashoggi dibunuh. Laporan itu menggambarkan sebagai kasus penghilangan paksa. Callamard juga meminta otoritas Saudi untuk membantu penyelidikan, karena negara itu merupakan penandatangan Konvensi PBB Menentang Penyiksaan. Arab Saudi telah meratifikasi Konvensi tersebut pada 1997.
Satuan tugas gabungan Saudi-Turki dibentuk untuk bersama-sama menyelidiki hilangnya Khashoggi. Satgas dibentuk setelah pertemuan 75 menit antara Jaksa Agung Saudi Saud al-Mujeb dan Kepala Jaksa Penuntut Umum Istanbul Irfan Fidan. Pemerintah Saudi mengizinkan penyelidik Turki untuk menggeledah gedung konsulat.
Namun pihak berwenang Turki tidak diizinkan mengakses beberapa bagian bangunan. Para penyelidik menggunakan kamera robot untuk memeriksa jaringan air limbah di sekitarnya.
Kepala Kantor Kejaksaan Umum Istanbul melakukan penyelidikan atas tuduhan bahwa Khashoggi dibunuh oleh regu pembunuh beranggotakan 15 orang. Disebutkan, mereka memegang posisi dan jabatan tinggi dalam bidang keamanan dan intelijen di Arab Saudi. Termasuk seorang perwira intelijen dan pakar sains forensik.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Kepala Kantor Kejaksaan Umum Istanbul melaporkan bahwa Khashoggi dicekik dan tubuhnya dipotong-potong (dimutilasi).
Arab Saudi mengakui eksekusi terhadap Khashoggi
Wakil Jaksa Penuntut Umum Saudi Shalaan al-Shalaan berbagi hasil penyelidikan dalam konferensi pers pada 15 November 2018 di ibu kota Saudi, Riyadh.
“Salah satu tersangka merusak kamera di konsulat. Mereka memotong-motong (memutilasi) jenazah dan mengeluarkannya dari konsulat,” ungkap Shalaan al-Shalaan.
Dia juga mengumumkan bahwa kantor kepala jaksa penuntut Arab Saudi telah mendakwa 11 dari 21 tersangka, sehubungan dengan pembunuhan itu.
Beberapa media merilis rekaman, yang menyatakan bahwa tubuh Khashoggi dibawa ke kediaman konsulat pada 30 Desember 2018.
Pihak berwenang Saudi berbagi informasi dengan Turki bahwa Jamal Khashoggi dicekik hingga mati di konsulat Saudi di Istanbul. Tubuhnya hancur.
Namun otoritas Saudi, sejauh ini belum membuat penjelasan formal mengenai nasib jasad tersebut.
Berbagai klaim dibuat bahwa regu pembunuh yang mengeksekusi Khashoggi, melarutkan tubuhnya dalam asam setelah memotong-motongnya. Diyakini juga bahwa mereka membawa jenazah ke Arab Saudi. Menguburkannya di tempat tertentu atau menghancurkannya dengan membakarnya.
Selama proses tersebut, pertanyaan tentang keberadaan jasad Khashoggi menjadi fokus utama para penyelidik.
Para penyelidik, yang awalnya menyelidiki penghilangan segera mengalihkan penyelidikan ke pembunuhan, ketika kematian Khashoggi dikonfirmasi oleh otoritas Saudi dan AS pada 20 Oktober 2018. Sekarang mencuat pertanyaan tentang nasib jasad Khashoggi.
Aktivis, penulis dan jurnalis di seluruh dunia, yang khawatir tentang pembunuhan terhadap Khashoggi, juga mencari jawaban yang dikhawatirkan semua orang: “Di mana Jasad Khashoggi?”
Khashoggi ingin dimakamkan di Madinah
Pada 20 Oktober 2018, pemikir dan akademisi Mesir Sayfaddin Abdel Fattah mengkritik sikap Arab Saudi terhadap kasus Khashoggi. “Mengapa Arab Saudi menyangkal pembunuhan Khashoggi berkali-kali? Di mana jasadnya? Mengapa ‘cerita perkelahian’ datang begitu terlambat sampai dua minggu setelah kepergiannya?” tanya Fattah.
Jurnalis Suriah Musa Omar juga menanyakan keberadaan jasad Khashoggi. Omar mengingatkan keinginan Khashoggi untuk dimakamkan di Madinah.
Wartawan Lebanon Najla Abu Mera dan jurnalis Yaman Hamdi al-Bakkari pun menyatakan hal serupa. “Kami ingin jawaban!” serunya. “Di mana mayatnya?”
Baik publik Arab maupun dunia kerap mengulang pertanyaan itu. “Di mana jasad Khashoggi?” Pengakuan pemerintah Riyadh bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan tubuh Khashoggi telah menghilangkan kredibilitas negara tersebut di mata dunia. Selain keluarga dan orang-orang terkasihnya, komunitas internasional juga sedang menunggu. Sekali lagi, “Di mana jasad Khashoggi?” (mus/salam)
Sumber: Anadolu