ANKARA (SALAM-ONLINE): Turki pada Senin (14/10/2019) kembali menolak “persamaan palsu” yang menyebut warga Kurdi Suriah sama dengan kelompok teroris PKK dan sayapnya (YPG/PYD) di Suriah. YPG/PYD saat ini menjadi target operasi anti-teror Turki di Suriah utara.
“Kami dengan tegas menolak persamaan palsu (yang menyebut) Kurdi Suriah sama dengan organisasi teroris PKK,” tulis Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, di akun Twitternya seperti dikutip kantor berita Anadolu, Senin (14/10).
“Para teroris menyerang Suriah utara, sebuah wilayah Arab yang didominasi kaum Sunni. PKK dengan sayapnya (YPG/PYD) memaksakan ideologi Marxis-Leninismenya pada penduduk lokal, dan mengusir atau membunuh siapa saja yang menentangnya,” kata Altun, merujuk pada kelompok teror YPG/PYD.
Dia mengecam bagaimana pemerintah Barat “berbohong” kepada publik tentang Suriah. ia mengungkapkan, ratusan ribu warga Kurdi Suriah tinggal di Turki karena takut dibunuh oleh PKK dan sayapnya jika mereka kembali ke daerah dan negara asalnya.
Turki mengecam negara-negara Barat karena memutarbalikan fakta yang berbubungan dengan Operasi Mata Air Perdamaian (Operation Peace Spring) anti-teror Turki di Suriah utara. Turki menolak keras jika operasi damai melawan teror disebut “Turki melawan Kurdi”, sebagaimana tudingan negara-negara Barat.
Dalam sebuah pidato pada Jumat (11/10), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menekankan bahwa operasi itu “tidak melawan Kurdi, tetapi melawan kelompok-kelompok teroris”.
Erdogan menegaskan, operasi itu berarti melindungi hak-hak semua rakyat Suriah utara— Arab, Kurdi, Ezidis, Kasdim—dari penindasan teroris.
Seperti diberitakan, sejak 9 Oktober lalu, Turki melancarkan Operation Peace Spring untuk mengusir teroris dari Suriah utara selain mengamankan perbatasan, membantu para pengungsi Suriah kembali dengan aman ke kampong halamannya dan memastikan integritas teritorial Suriah.
Ankara ingin membebaskan Suriah utara di sebelah timur Sungai Efrat dari teroris PKK dan sayapnya di Suriah (PYD/YPG).
Seperti diketahui, lebih dari 30 tahun dalam aksi terornya melawan Turki, PKK—yang oleh Turki, AS dan Uni Eropa dimasukkan dalam daftar sebagai organisasi teroris—bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. (mus/salam)
Sumber: Anadolu