Granat Polisi Prancis Lukai Jurnalis Foto Kantor Berita Anadolu
Saksi Wartawan Foto Mustafa Yalcin, Ronan Pacs, terluka serius ketika meliput unjuk rasa di Paris. Ia terkena granat plastik, kata saksi mata tersebut.
PARIS (SALAM-ONLINE): Seorang jurnalis foto kantor berita Anadolu terluka parah akibat granat tangan polisi Prancis yang digunakan untuk membubarkan demonstran pada Kamis (5/12/2019) lalu. Demikian diungkapkan seorang saksi mata, Ronan Pacs, yang memberikan pertolongan pertama kepada wartawan di lokasi kejadian.
Kepada Anadolu, Pacs menceritakan apa yang terjadi di Republique Square Paris saat jurnalis foto, Mustafa Yalcin, terluka ketika meliput unjuk rasa di ibu kota Prancis, Paris.
Pacs, seperti dilansir kantor berita Anadolu, Sabtu (7/12) mengatakan bahwa ada banyak wartawan yang meliput aksi demo tersebut. Menurutnya, sejauh yang ia ketahui, pengacau topeng hitam tidak hadir ketika insiden itu terjadi.
Dia mengatakan bahwa Yalcin terkena granat tangan plastik—juga dikenal dengan singkatan Prancis, DMP—yang digunakan oleh pasukan keamanan untuk membubarkan demonstran.
Radius ledakan granat DMP memiliki dampak besar. Dia menyebut granat itu meledak di dekat Yalcin. Pecahan ledakan tersebut menembus helmnya. Kaca helm itu pecah, menyebabkan cedera serius pada mata kirinya.
Pacs, yang bekerja sebagai penjaga pantai, mengatakan dia yakin bahwa dua potongan granat yang terpisah mengenai helm Yalcin.
Pacs menceritakan, ketika sebuah truk di dekatnya terbakar, dia mencoba membantu orang-orang di sekitar menjauh dari kemungkinan ledakan. Dia menambahkan bisa mati jika salah satu botol gas di dekatnya terbakar.
Ketika petugas kesehatan bergegas untuk membantu Yalcin, katanya, mereka memberikan kompres pada mata untuk menyerap banyak darah.
Menurut Pacs, aksi protes meningkat setelah Yalcin cedera. Daerah itu menjadi zona medis karena meningkatnya jumlah demonstran yang terluka. Menurutnya, ia tidak pernah melihat ketegangan seperti itu dalam beberapa bulan terakhir.
Yalcin terluka saat meliput bentrokan antara polisi Prancis dengan demonstran yang memprotes rencana kontroversial terkait pensiun. Meskipun ia menjalani operasi selama enam jam, Yalcin masih menghadapi risiko kehilangan penglihatan secara permanen.
Pada Jumat (6/12), Ketua Dewan dan Direktur Jenderal Anadolu Agency, Senol Kazanci, meminta otoritas Prancis untuk menyelidiki cedera Yalcin. Dia mengatakan kantor berita Anadolu akan mengikuti proses tersebut.
Aksi Protes
Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan 806.000 orang ambil bagian dalam protes pekan ini. Sementara serikat buruh menyebutkan jumlahnya hampir 1,5 juta demonstran.
Pemogokan layanan terhadap publik berdampak pada semua sistem transportasi umum, menurut laporan media setempat.
Pekerja transportasi umum Paris mengumumkan rencana untuk terus mogok hingga Senin (9/12). (mus/salam)
Sumber: Anadolu