Ternyata, Data BPS menyebutkan indeks kerawanan dan ketertiban, kriminalitas di Tanjung Priok pada tahun 2019 lebih rendah dibandingkan dengan Menteng, Jakarta Pusat. Tanjung Priok berada di angka 12,83 persen sedangkan Menteng 15,58 persen. Begitu pula data di kepolisian setempat menunjukkan penurunan angka penanganan kasus oleh Polres Metro Jakarta Utara yakni 1.695 kasus pidana pada tahun 2019. Angka tersebut menurun tujuh persen dari tahun 2018 sebanyak 1.735 kasus tindak pidana.
SALAM-ONLINE: Hujan lokal yang mengguyur kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan tidak melunturkan semangat warga Tanjung Priok berunjuk rasa setelah tersinggung atas pernyataan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly yang menyebutkan Tanjung Priok kumuh dan miskin dengan tingkat kriminalitas yang tinggi.
Ribuan warga Tanjung Priok ramai-ramai turun ke jalan mendatangi Kantor Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang terletak di Jalan Rasunan Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/20).
Tujuan kedatangan mereka adalah meminta klarifikasi dan menuntut Menteri Yasonna Laoly untuk meminta maaf kepada warga Tanjung Priok.
Derasnya hujan tidak membuat pengeras suara mobil komando itu soak. Warga Tanjung Priok dengan lantang berorasi dan mengkritisi pernyataan menteri yang ahli di bidang kriminologi tersebut.
Warga yang marah dan tersinggung berkomitmen untuk menyampaikan kemarahannya secara damai melalui aksi yang mereka namai aksi damai #221 Priok Bersatu.
Massa warga yang tersinggung itu mendatangi kantor Kemenkumham menggunakan sepeda motor, dua bus metro mini tujuan Tanjung Priok-Cilincing dan dua mobil komando.
Mayoritas mereka yang turun aksi adalah laki-laki, didominasi usia muda, pelajar beberapa ada juga yang sudah usia senja.
Ratusan kendaraan massa aksi diparkir di depan Kantor Kemenkuham menghabiskan dua jalur Jalan Rasuna Said, hingga menyisakan hanya satu jalur untuk dilewati pengendara lain.
Kemacetan pun tidak terhindarkan. Tapi warga Tanjung Priok bersama-sama petugas Lantas Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan membantu pengendara lainnya agar tetap lancar melintas selama aksi damai berlangsung.
“Aksi ini murni dari masyarakat Tanjung Priok yang punya ide untuk menyampaikan aspirasinya tanpa dikoordinir oleh kelompok mana pun, datang dengan sendirinya bahkan ada yang bolos kerja,” kata Dimas perwakilan warga Tanjung Priok.
Orasi sindiran
Warga Tanjung Priok yang tersinggung melampiaskan kemarahannya melalui orasi yang disampaikan oleh para orator yang menempati panggung mobil komando.
Secara berganti-gantian mereka berorasi di atas mobil komando, di antaranya Kemal Abubakar, Erwin Suwarno, Nurohman, hingga penyanyi dangdut asal Tanjung Priok, Bebizie, yang mengaku sebagai artis belum terkenal.
Dalam orasinya yang berisi kata-kata kritikan, sindiran, hingga guyonan membuat massa aksi maupun petugas keamanan tersenyum geli. “Kami tidak terima kampung kami dituduh kirminal,” kata Kemal Abubakar koordintor massa aksi Priok Bersatu.
Kemal mengatakan mereka yang hadir dalam massa aksi juga ada yang mantan narapidana, tapi tidak korupsi.
Ia juga meminta Menteri Yosanna lebih baik mengurusi narapidana korupsi yang leluasa keluar masuk lapas daripada mengurusi Tanjung Priok.
Ia juga menilai pernyataan Menteri Yasonna yang, katanya, ahli di bidang kriminologi itu tidak mendasar. Yasonna mengatakan Tanjung Priok kumuh, miskin dan kriminal. Namun dia tidak menampik kalau dahulu Priok dikenal sebagai kawasan kelam. “Kami memang punya masa lalu, tapi kami juga punya masa depan,” ujar Kemal.
Nurohman, orator lainnya, mengatakan kemiskinan warga Tanjung Priok karena pemerintah gagal menyejahterakan. “Kita dibilang miskin tidak apa-apa, ternyata pemerintah gagal menyejahterakan warga Priok,” lanjutnya.
Sementara Erwin Suwarno yang dikenal warga Priok sebagai rapper melampiaskan kemarahannya dengan kata-kata sindiran.
Ia mengatakan Menteri Yasonna salah menilai warga Tanjung Priok dengan sebutan kriminal.
“Mau imbau Pak Menteri, salah menilai kita, kita memang nakal, badan tatoan, tapi tidak kriminal,” katanya.
Dalam orasinya Erwin mengingatkan dampak buruk pernyataan Menteri Yosanna sebagai pejabat publik akan menyusahkan generasi muda Tanjung Priok mendapat pekerjaan. “Asal bapak tau, kriminal itu bukan dari kemiskinan, yang korupsi banyak tuh yang bukan dari kota kami,” kata Erwin.
Erwin juga menyebutkan warga Tanjung Priok miskin karena salah pengelolaan pemerintahnya. Tanjung Priok, lanjut dia, memiliki Pelabuhan Internasional dan industri bertaraf nasional maupun internasional.
“Asal bapak tau, sekali kita tutup pelabuhan, habis lhoo…!” seru Erwin yang langsung disambut teriakan wuuu oleh massa aksi.
Orasi juga disampaikan Bebizie penyanyi dangdut kurang terkenal yang lahir dan tinggal di Tanjung Priok. Menurut Bebizie dirinya lahir dari keluarga baik-baik, punya abang yang bekerja sebagai pengusaha.
Ia menyebutkan warga asli Priok suka gotong royong. Ada warga yang jatuh di jalan pasti ditolong. “Sesekali Pak Yasonna diajak dangdutan di Priok. Buah nanas buah kedondong, Pak Yasonna nyawer dong,” kata Bebizie.
Aksi berjalan damai
Selama kurang lebih 2,5 jam berorasi, massa aksi damai 221 Priok Bersatu memperlihatkan komitmennya tetap damai menjalankan aksi.
Massa memadati ruas Jalan Rasuna Said di depan Kantor Kemenkumham. Mereka memarkirkan sepeda motornya berjejer rapi di ruas jalan.
Walau rata-rata yang ikut aksi bertampang preman dan tatoan, tapi mereka memperlihatkan sikap ramah warga Tanjung Priok yang menghormati pengguna jalan maupun warga yang melintas di lokasi.
Massa juga makan bersama di lokasi aksi, dari sumbangan warga, bukan dari bayaran. Dengan santai mereka menikmati nasi bungkus berikut sambal hijau dan daging ayam serta tahu goreng secara bersama-sama duduk di pinggiran trotoar.
Baju yang tadi basah karena hujan, kering di badan. Tapi massa tetap solid mengikuti komando agar aksi tetap berjalan damai dan tertib.
Beberapa kantong sampah juga tersedia di area aksi, tapi tetap ada juga beberapa sampah tersisih berserakan di jalan. Bahkan saat ambulans melintas di Jalan Rasuna Said, massa aksi dari komunitas escorting ambulance Jakarta Utara ikut membuka jalan.
Usai aksi massa membubarkan diri dan beramai-ramai mengucapkan terimakasih kepada aparat kepolisian yang telah mengawal aksinya dan saling bersalaman.
Tuntuntan maaf 2×24 jam
Ketika hujan mulai reda perwakilan massa aksi dipanggil masuk untuk menyampaikan aspirasinya.
Sayangnya Menteri Yasonna Laoly yang diharapkan hadir bertemu perwakilan, tidak ada di tempat. Perwakilan massa hanya diterima oleh Kabag Humas Kemenkumham dan jajaran.
Tidak ada dialog seperti yang diharapkan, hingga massa memberikan ultimatum agar Menteri Yasonna menyampaikan permintaan maafnya kepada warga Tanjung Priok dengan batas waktu 2×24 jam.
“Kita minta dan kita sudah sampaikan 2×24 jam Pak Menteri harus minta maaf. Kalau misalnya tidak minta maaf ya kami akan eskalasikan lagi aksi kami yang lebih besar,” kata Kemal Abubakar, koordinator aksi Priok Bersatu.
Pemicu ketersinggungan
Pemicu warga Tanjung Priok tersinggung adalah pernyataan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang menyatakan Tanjung Priok kumuh, miskin dan kriminal.
Pernyataan itu disampaikan dalam sambutannya pada acara Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) di Lapas Kelas II A Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/1).
Dalam sambutannya itu, Yasonna mencontohkan bahwa anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan Menteng yang terkenal sebagai kawasan elite, akan tumbuh besar dengan cara berbeda.
“Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak. Tapi, coba pergi ke Tanjung Priok, di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan,” ujar Yasonna.
Hari berikutnya Jumat (17/1) Yasonna berharap penjelasannya tentang kriminalitas yang membandingkan wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara dengan Menteng, Jakarta Pusat dipahami secara utuh sehingga tidak salah dalam mengartikan.
Menurut Yasonna, penyebutan wilayah Tanjung Priok berkaitan dengan penjelasannya mengenai faktor kriminogenik (faktor penyebab munculnya tindak pidana) dalam kejahatan dengan mencontohkan orang yang dibesarkan di slum areas (permukiman kumuh) dengan di wilayah Menteng, Jakarta Pusat.
Tanjung Priok sekarang
Walau pernah diberi label sebagai kota yang keras kehidupannya, kini warga Tanjung Priok berbenah dengan semangat menjadi kota yang humanis dan terbuka untuk siapa saja yang datang.
Dalam pernyataan sikapnya massa aksi menyebutkan tidak tepat jika Tanjung Priok disebut sebagai kota kriminal, kumuh dan miskin.
Ternyata Data BPS menyebutkan indeks kerawanan dan ketertiban, kriminalitas di Tanjung Priok pada tahun 2019 lebih rendah dibandingkan dengan Menteng, Jakarta Pusat.
Tanjung Priok berada di angka 12,83 persen sedangkan Menteng 15,58 persen.
Begitu pula data di kepolisian setempat menunjukkan penurunan angka penanganan kasus oleh Polres Metro Jakarta Utara yakni 1.695 kasus pidana pada tahun 2019.
Angka tersebut menurun tujuh persen dari tahun 2018 sebanyak 1.735 kasus tindak pidana.
Di sektor ekonomi Tanjung Priok sebagai ikon kota Jakarta Utara saat ini memiliki tujuh komplek apartemen dan 18 kawasan elite.
Pembangunan GOR Jakarta International Stadion sedang proses, selain itu Tanjung Priok menjadi penopang perekomonian bagi bangsa Indonesia melalui pelabuhan bertaraf internasional.
Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pintu masuk bagi 30 persen komoditas nonmigas bidang ekspor dan impor. Belum termasuk industri dan pabrik-pabrik.
“Tanjung Priok Jakarta Utara adalah kota dan daerah yang aman untuk berinvestasi,” kata Kemal Abubakar, koordintor massa aksi Priok Bersatu. []
Sumber: Kantor Berita Antara