Yasonna Keliru, Data BPS: Tanjung Priok Lebih Aman Dibanding Menteng

Salah satu sudut Kawasan Tanjung Priok

SALAM-ONLINE: Pernyataan Menteri Hukum dan HAM (menkumham) Yasonna Laoly bahwa Tanjung Priok adalah daerah kumuh, tempat tumbuh suburnya kriminalitas dan membandingkan dengan daerah Menteng, ternyata tidak berdasarkan data yang faktual.

Wakil Ketua Komisi Hukum DPR RI, Ahmad Sahroni, politisi yang lahir, besar dan sampai sekarang tinggal di Tanjung Priok, menyampaikan sejumlah data yang jelas dapat membantah pernyataan Menteri Yasonna tersebut soal Tanjung Priok. Sahroni mengatakan, Yasonna pasti sudah lama tidak berkunjung ke Tanjung Priok.

Berikut data dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan Polres Jakarta Utara yang dikutip Ahmad Sahroni  terkait Tanjung Priok sebagaimana dilansir sejumlah media online:

Angka Kriminalitas di Priok Menurun

Sahroni menyampaikan fakta, Polres Jakarta Utara telah mengeluarkan laporan bahwa terjadi konsistensi penurunan angka kriminalitas dalam beberapa tahun terakhir.

Polres Metro Jakarta Utara menangani 1.695 kasus tindak pidana sepanjang 2019, menurun 7 persen dibanding tahun 2018 sebanyak 1.735 kasus.

Menteng Lebih Rawan dari Priok

Selain itu, Sahroni juga membeberkan data BPS terkait indeks kerawanan keamanan dan ketertiban wilayah DKI Jakarta 2019. Faktanya, justru membalikkan asumsi Yasonna Laoly yang keliru terkait Priok dan Menteng.

Data itu mengungkap bahwa Kelurahan Tanjung Priok pada 2019 tingkat kerawanannya ternyata lebih rendah dibanding Menteng. Tanjung Priok justru Priok berada pada angka 12,83 persen. Tetapi Menteng pada angka 15,58 persen. Jelas, jika mengutip data BPS, Tanjung Priok lebih aman dibanding Menteng.

“Sebagai Menkumham, seharusnya Pak Yasonna memegang data identitas pelaku kriminal di lingkungan kerjanya (lapas dan rutan). Kalau beliau sedikit jeli, maka akan ditemukan menurunnya pelaku kriminal yang berasal dari Priok di rutan dan lapas beliau, sejalan dengan penanganan kejahatan di kepolisian yang menurun,” katanya, dikutip dari Warta Ekonomi, Jumat (24/1/20).

Perekonomian Tumbuh di Priok

Salah satu sektor yang mewakili geliat perekonomian tersebut menurutnya adalah di sektor properti. Kecamatan Tanjung Priok saat ini memiliki 7 komplek apartemen dan 18 kawasan elite, hanya kalah dari kecamatan Kelapa Gading yang memiliki 10 komplek apartemen dan 45 kawasan elite, Kecamatan Penjaringan memiliki 17 komplek apartemen dan 61 kawasan elite.

“Logikanya sederhana saja, orang tidak akan mau berinvestasi kalau tidak aman,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Ahmad Sahroni
Baca Juga

Selain itu, tidak kalah penting, Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia dan menjadi barometer perekonomian di republik ini. Lebih dari 30 persen komoditas nonmigas Indonesia serta 50 persen dari seluruh arus barang yang keluar dan masuk Indonesia melewati pelabuhan ini dengan aman tanpa takut ancaman kriminal seperti pada masa lalu.

Ini jelas tidak lepas dari semakin menurunnya angka kejahatan di Jakarta Utara secara umum. Dari data BPS, Jakarta Utara pada 2019, disebutkan angka kemiskinan di wilayah ini selama lima tahun terakhir turun 0,65 persen.

“Yang saya mau katakan lewat data-data ini adalah bahwa Priok sedang berbenah dan wajahnya tidak lagi seperti yang pernah dilihat Pak Yasonna pada masa lalu sehingga mind set beliau soal Priok bisa berubah oleh fakta dan data terbaru,” kata Sahroni.

Yasonna Harus Tarik Ucapan

Pengamat politik ‘Sabang Merauke Circle’, Dr Syahganda Nainggolan mengatakan, harusnya Yasonna sebagai wakil pemerintah tidak mengeluarkan stigma terhadap suatu kawasan tertentu.

“Yasonna tidak bisa menguraikan sebuah komparasi yang membangun stigma jelek pada sebuah komunitas maupun masyarakat,” ujar Syhaganda di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Syahganda menguraikan tanggung jawab seorang menteri dalam konteks kriminalitas di sebuah daerah adalah memastikan akurasi data, mencari penyebab, dan membuat program atau agenda aksi sesuai bidangnya.

Dalam rekomendasi kebijakan sosial, pemerintah harus membangun sebuah daerah hitam, seperti komplek prostitusi dan judi, ataupun perkampungan pemakai narkoba, yang dapat dilakukan demi melokalisasi persoalan sosial agar tidak menjalar ke berbagai daerah. Atau kebijakan pengentasan kriminalitas.

Sebagai Menkumham, Yasonna jelas dapat mengentaskan kriminalitas melalui penegakan hukum, seperti memberantas mafia peradilan, memberikan akses kemudahan perkara dan bantuan hukum bagi orang-orang miskin, lalu bekerja sama dengan pemerintahan daerah dalam mengentaskan kemiskinan serta kebodohan di sebuah kota.

Menkumham Yasonna Laoly

Sebelumnya, Yasonna mengatakan soal sumber kemiskinan berasal dari tindakan kriminalitas. Itulah, menurutnya, yang menyebabkan kejahatan lebih banyak di daerah miskin.

Yasonna mencontohkan dua anak yang lahir dan besar di dua kawasan yang berbeda, yakni Menteng dan Tanjung Priok. Ia meyakini jika anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan sering terjadi tindak kriminal akan melakukan hal serupa di masa depan.

“Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah miskin. Bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Priok di situ ada kriminal yang lahir dari kemiskinan,” kata Yasonna. (S)

Baca Juga