Lindungi Warga Sipil, Tentara Turki dan Pejuang Suriah Serang Pasukan Rezim Asad
“Turki telah membuat semua persiapan untuk melakukan operasi lintas perbatasan di Idlib, Suriah,” kata Presiden Erdogan.
SALAM-ONLINE: Pada Rabu (19/2/20) malam pukul 22.00 waktu Suriah, Tentara Turki dan Mujahidin (Pejuang) Suriah melancarkan serangan terhadap pasukan rezim Basyar Asad dukungan Rusia dan Iran. Serangan yang diarahkan ke Latakia dan Hama Utara itu dilancarkan dengan rudal.
Tentara Turki juga menyerang pasukan rezim Asad di Saraqib dan Nairab di Idlib Utara dengan multiple launch rocket system (MLRS) dan artileri berat.
Dari sumber militer Turki di lapangan, pasukan Turki mengerahkan M4 (versi pendek dari senapan serbu M16) di selatan jalan raya Aleppo-Latakia dari puncak tertinggi/Jabal Al-Zawiya (bukit Nabi Ayub) yang tingginya sekitar 932 meter.
Dilaporkan, tentara Turki akan menginstal system pertahanan udara di bukit Nabi Ayub, selatan Idlib, segera.
Sementara Qatar mengumumkan kesediaan mengirim tentaranya ke Idlib untuk mendukung pasukan Turki. Erdogan memiliki alasan dilakukannya operasi untuk melindungi warga Suriah itu.
Beberapa jam sebelum serangan tersebut, Presiden Erdogan mengatakan bahwa operasi yang dilakukan Turki hanya tinggal menunggu waktu. Itu lantaran pertemuan Turki dengan Rusia gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata.
“Pertemuan dengan para pejabat Rusia untuk mengakhiri pertumpahan darah di Idlib, provinsi di Suriah yang diharapkan dilaksanakannya gencatan senjata, telah gagal membuahkan hasil,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Turki pun memiliki alasan untuk melancarkan operasi lintas perbatasan ke Idlib, Suriah barat laut seperti disebut di atas. “Hanya masalah waktu,” ucap Erdogan, Rabu (19/2/20), sebagaimana dilansir kantor berita Anadolu.
“Seperti semua operasi (sebelumnya), kami mengatakan, ‘Kami tiba-tiba bisa datang satu malam (untuk melancarkan operasi).’ Dengan kata lain, operasi di Idlib adalah masalah waktu,” kata Erdogan kepada parlemen di ibu kota Ankara, merujuk pada tiga operasi Turki ke Suriah utara sejak 2016.
Namun pada Rabu (19/2) malam pukul 22.00 waktu Suriah, Tentara Turki dan Mujahidin Suriah melancarkan serangan terhadap pasukan rezim Basyar Asad dukungan Rusia dan Iran di Latakia dan Hama Utara dengan rudal.
Tentara Turki juga menyerang pasukan rezim Asad di Saraqib dan Nairab di Idlib Utara dengan MLRS dan artileri berat.
Dari sumber militer Turki di lapangan, pasukan Turki mengerahkan M4 di selatan jalan raya Aleppo-Latakia dari puncak tertinggi/Jabal Al-Zawiya (bukit Nabi Ayub) yang tingginya sekitar 932 meter.
Dilaporkan, tentara Turki akan menginstal system pertahanan udara di bukit Nabi Ayub, selatan Idlib, segera.
Sementara Qatar mengumumkan kesediaan mengirim tentaranya ke Idlib untuk mendukung pasukan Turki.
Selanjutnya, apakah Turki akan menunggu saran NATO dan AS soal perang ini? Pasalnya, sebagai anggota NATO, Turki akan berhadapan dengan Rusia yang mendukung rezim Asad, musuhnya NATO.
NATO bisa jadikan momen ini sebagai ajang balas dendam terhadap Rusia di Ukraina dan Georgia.
Perwakilan khusus PBB untuk Suriah menegaskan, pihaknya segera meminta gencatan senjata di wilayah Suriah yang dilanda konflik. “Situasi di wilayah ini dapat memiliki konsekuensi yang sangat serius.”
Sementara perwakilan AS di PBB mengatakan, “Kami akan melanjutkan dukungan penuh ami terhadap Turki sebagai anggota NATO.”
“Turki telah membuat semua persiapan untuk melaksanakan rencana operasinya sendiri di Idlib,” ujar Erdogan.
Turki, kata Erdogan, bertekad untuk menjadikan Idlib sebagai tempat yang aman bagi warga Suriah dengan biaya berapa pun.
Selama beberapa tahun, Turki telah menekankan keselamatan warga Suriah di sepanjang perbatasan selatannya, baik dari teroris yang ingin membentuk “koridor teror” di Suriah utara, maupun dari serangan rezim Asad, pasukan Rusia dan milisi Syiah yang didukung Iran. (mus)