Setelah Perjanjian Damai Ditandatangani, AS Lancarkan Serangan ke Taliban

AS melancarkan serangan di provinsi Helmand beberapa hari setelah kedua pihak menandatangani kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang di Afghanistan.

Gempur Taliban, AS kerahkan 20 jet tempur F-16 (U.S. Air Force photo by Master Sgt. Andy Dunaway/Released)

SALAM-ONLINE: Amerika Serikat telah melakukan serangan udara terhadap para pejuang Taliban di Afghanistan, kata seorang juru bicara pasukan AS sehari setelah Presiden Donald Trump melakukan percakapan melalui telepon kepada seorang pemimpin senior Taliban.

Serangan ini dilakukan pada Rabu (4/3/2020) beberapa hari setelah AS dan perwakilan Taliban menandatangani perjanjian damai di ibu kota Qatar, Doha.

“AS melakukan serangan udara pada 4 Maret terhadap pejuang Taliban di Nahr-e Saraj, Helmand, yang secara aktif menyerang pos pemeriksaan ANDSF [Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan),” kata Kolonel Sonny Leggett dalam sebuah tweet pada Rabu (4/3/20), seraya menambahkan bahwa itu adalah “serangan defensif”.

Apakah perdamaian akhirnya datang ke Afghanistan?

Serangan itu, yang pertama melawan Taliban dalam 11 hari, terjadi beberapa hari setelah AS dan Taliban menandatangani kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang hampir 19 tahun di Afghanistan—perang terpanjang bagi AS.

Taliban berjanji kepada komunitas internasional bahwa mereka akan mengurangi kekerasan, kata Leggett, merujuk pada kesepakatan yang ditandatangani di ibu kota Qatar, Doha, pada 29 Februari lalu.

Dia mengatakan, bagaimanapun, AS berkomitmen untuk perdamaian, tetapi meminta Taliban untuk menghentikan “serangan yang tidak perlu” dan menjunjung tinggi komitmen mereka.

Menurut Leggett, para pejuang Taliban telah melakukan 43 serangan terhadap pos-pos pemeriksaan di Helmand pada Selasa (3/3) lalu.

“Dalam dua hari terakhir kami telah menyaksikan serangan paling intens Taliban di Helmand,” kata juru bicara kepolisian provinsi Helmand, Mohammad Zaman Hamdard, kepada kantor berita AFP.

“Mereka telah menyerang beberapa distrik dan banyak pangkalan militer,” tambahnya.

Afghanistan-provinsi Helmand

Baca Juga

Serangan Taliban pada Rabu pagi, menewaskan sedikitnya 20 tentara dan polisi Afghanistan dalam serangkaian serangan semalam, kata pejabat pemerintah Afghan kepada kantor berita AFP.

“Pejuang Taliban menyerang setidaknya tiga pos tentara di distrik Imam Sahib di Kunduz Selasa malam, menewaskan sedikitnya 10 tentara dan empat polisi,” kata seorang anggota dewan provinsi, Safiullah Amiri.

Taliban juga menyerang polisi di provinsi Uruzgan tengah pada Selasa malam.

Kekerasan itu telah mengacaukan proses perdamaian Afghanistan yang baru ditandatangani setelah kelompok bersenjata bentrok dengan Kabul karena sengketa pertukaran tahanan sebelum pembicaraan yang akan dimulai pada 10 Maret.

Perjanjian di Doha, yang diselesaikan setelah lebih dari satu setengah tahun perundingan, membuka jalan bagi penarikan semua pasukan AS dan NATO dari Afghanistan. Taliban pun berkomitmen bahwa wilayah Afghanistan tidak akan digunakan untuk melancarkan serangan terhadap negara-negara lain.

Presiden Trump pada Selasa (3/3) mengatakan dia melakukan “pembicaraan yang sangat baik” melalui telepon dengan seorang pemimpin Taliban yang mungkin merupakan diskusi langsung pertama antara pemimpin AS dan seorang pejabat senior Taliban.

Kepala negosiator Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar dan Trump melakukan percakapan telepon selama 35 menit, kata seorang juru bicara Taliban. Trump kemudian membenarkan adanya percakapan telepon itu kepada para wartawan di Gedung Putih.

Dalam sebuah pernyataan melalui email kemudian juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan Trump menyatakan kepada Baradar bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan segera berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sehingga hambatan terhadap pembicaraan antar-Afganistan dapat dihilangkan.

Setidaknya tiga orang tewas pada Senin (2/3) dalam ledakan di stadion sepak bola di provinsi Khost setelah Presiden Ghani menolak kesepakatan pertukaran tahanan yang akan membebaskan 5.000 tahanan Taliban.

Taliban mengatakan tidak akan memulai pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan seperti yang dibayangkan dalam perjanjian sampai pembebasan tahanan terjadi.

Komisi Independen Hak Asasi Manusia Afghanistan menyatakan keprihatinan tentang pembebasan tahanan dalam suratnya kepada pejabat AS, Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Aljazeera

Baca Juga