Keutamaan Makan dengan Tangan Kanan Sesuai Sunnah dan Hidup Sehat

Catatan Dr. Amrizal Zuhdy*

SALAM-ONLINE: Makan dengan tangan kanan adalah suatu hal yang alami, menyenangkan dan tentunya bermanfaat bagi kesehatan. Meskipun dianggap tidak sopan dan kotor bagi orang barat, hal ini sebenarnya merupakan norma yang baik dan banyak diterapkan oleh bagian dunia lainnya semisal Afrika, Asia dan Timur Tengah.

Dalam hal ini kami tidak membahas panjang tentang norma dan kesopanan ini. Kami akan membahas tentang makan dengan tangan kanan yang merupakan suatu bagian dari Sunnah dan mendatangkan banyak manfaat kesehatan.

Etika Makan Dengan Menggunakan Tangan Dalam Sunnah

  • Ibnu Umar menceritakan bahwasanya Rasullullah صلى الله عليه وسلم berkata:

“Ketika salah satu dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya, dan ketika dia minum, biarkan dia minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya iblis makan dan minum dengan tangan kirinya,” (HR Muslim).

  • Sebagaimana juga diceritakan oleh sahabat Umar bin Abi Salamah Radhiallahu ’Anhuma:

“Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu,” (HR Bukhari No. 5376, Muslim No. 2022).

  • Dalam sunan Abi Daud diceritakan bahwa ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata:

“Tangan kanan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) adalah untuk penyucian dan makanannya, dan tangan kirinya untuk menggunakan toilet dan segala sesuatu yang kotor.”

  • Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

“Ketika salah satu dari kalian makan, maka hendaklah menjilati jari-jarinya, karena dia tidak tahu di bagian mana dari makanan yang menempel di jari-jarinya adalah rahmat,” (HR Muslim).

  • ‘Abdullah bin Ka’b melaporkan bahwa ayahnya (Ka’b) berkata kepadanya:

“Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa makan dengan tiga jari dan ketika dia selesai (makan), dia menjilat (jari-jari)-nya,” (HR Muslim).

  • Ibn Al-Qayyim menyebutkan dalam “Pengobatan Nabi” tentang jumlah jari yang akan digunakan Nabi untuk memakan makanannya:
Baca Juga

Beliau biasa makan dengan tiga jari, yang merupakan cara terbaik untuk makan. Makan dengan satu atau dua jari tidak memungkinkan orang yang makan mendapatkan kesenangan, juga tidak memberinya manfaat, dan itu membutuhkan waktu yang lama sebelum dia merasa cukup; organ perut pun tidak mendapatkan kesenangan dengan potongan kecil seperti itu. Makan dengan lima jari dan seluruh tangan menyebabkan makanan menjadi padar sehingga organ perut dipaksa melewatkannya. Ini juga tidak memberikan kesenangan atau manfaat. Cara makan paling baik adalah yang diadopsi oleh Nabi dan mereka yang mengikutinya, dengan tiga jari.

Dunia Kesehatan dan Sains Menjelaskan tentang Makan dengan Tangan Ini

Makan adalah pengalaman menggunakan banyak indera sekaligus. Semua indera (penglihatan, penciuman, rasa, sentuhan dan bahkan pendengaran) terlibat dan bekerja bersama-sama secara harmonis.

Ujung-ujung saraf di tangan Anda mengirimkan informasi ke otak dan perut mengenai bentuk, tekstur, suhu, sifat, dan tingkat kesulitan dicerna dari makanan yang akan dimakan. Ini menginstruksikan perut untuk melepaskan komposisi cairan dan enzim pencernaan. Tangan, bersama dengan mata dan hidung memungkinkan seluruh sistem pencernaan untuk mempersiapkan menyambut makanan yang akan dikonsumsi sebelum bahkan mencapai mulut Anda.

Menggunakan peralatan makan semisal sendok, garpu, atau yang lain mengirimkan pesan kepada tubuh yang menjelaskan bahwa ini adalah sesuatu yang asing. Peralatan ini tidak boleh dimakan, sehingga menghasilkan respons yang sama sekali berbeda ketika makan dengan tangan.

Sebagai kemungkinan akibatnya, otot-otot leher, mulut dan rahang bisa menjadi sedikit mengencang dan menjadi kaku yang dapat menyebabkan rasa sakit, keram dan tegang. Seluruh postur dan bahasa tubuh dalam hal aktivitas otot dan kenikmatan akan berbeda. Hal ini bisa menyebabkan gusi menjadi lemah, bibir dan kulit kering, leher kaku.

Orang yang makan dengan tangan akan mengetahui kondisi makanan apakah terlalu panas, hangat, atau dingin. Tangan bisa menjadi sensor suhu yang baik sebelum makanan diterima oleh lidah. Hal ini akan menghindari cedera pada lidah bila makanan terlampau panas.

Orang yang makan memakai tangan juga akan lebih fokus. Mengapa? Karena hal ini mendorong perhatian terhadap makanan lantaran merasa terhubung dengan makanan tersebut. Ini menyebabkan seseorang akan “makan dalam kondisi sadar”.

Makan dalam kondisi sadar ini akan kembali melibatkan seluruh indera pada tubuh. Mencium aroma, merasakan tekstur dan menikmati proses mengunyah yang pada pada akhirnya akan menambah kualitas proses makan. Selain itu, hal ini akan menghindarkan diri dari proses makan yang tergesa-gesa yang bisa merugikan kesehatan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Consulting dan Clinical Psychology menunjukkan bahwa keluarga yang makan dengan tangan lebih berhubungan dengan penerapan adab dan konsep makan, semisal makan hanya ketika lapar dan memperhatikan serta menghindari kekenyangan.

Studi ini menemukan bahwa orang tua dapat membantu anak-anak mereka yang berusia 8 sampai 12 tahun dengan kelebihan berat mengurangi makan berlebihan dengan melatih mereka untuk makan dengan tangan.

Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Nutrition menemukan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 lebih cenderung menerapakan pola makan cepat (tergesa-gesa) bila menggunakan alat makan, dibandingkan dengan mereka yang tidak makan dengan peralatan makan. Makan dengan garpu dan sendok berkorelasi dengan pola makan yang lebih cepat dan tanpa pikiran, yang dikaitkan dengan ketidakseimbangan gula darah dalam tubuh—berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2.

Tambahan lagi, akan lebih praktis makan dengan tangan Anda dalam banyak kasus. Jari-jari sangat gesit dan dirancang untuk memegang dan memanipulasi sebuah objek. Hal ini akan menempatkan makanan secara tepat dan gentle di rongga mulut. Jika makanan sedikit menyulitkan makan, tangan akan bekerja sama dengan gigi, gusi dan otot leher secara harmonis. Semoga bermanfaat.

*Penulis:

Dr. Zuhdy, dokter medis di salah satu Puskemas di Provinsi Sumatera Utara. Selain berkhidmat memberikan pelayanan kesehatan, juga aktif berbagi informasi kesehatan melalui blog pribadi DrZuhdy.com dan PenyakitJantung.id.

Baca Juga