Lagi, Rezim Berdarah Mesir Tangkap Pemimpin Ikhwanul Muslimin

Syaikh Prof Dr Mahmoud Izzat Ibrahim, Pemimpin Gerakan Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terbesar di Mesir ditangkap oleh rezim hasil kudeta berdarah. Prof Mahmoud Izzat adalah sosok yang menggantikan Syaikh Prof Dr Mohammad Badi’ setelah ditangkap rezim jahat yang sama pada 2013. Rezim hasil kudeta berdarah Mesir menangkap Prof Mahmoud Izzat setelah 7 tahun tidak diketahui keberadaannya.

Syaikh Prof Dr Mahmoud Izzat Ibrahim

SALAM-ONLINE: Pemimpin Umum (Mursyid ‘Aam) Ikhwanul Muslimin, Syaikh Prof Dr Mahmoud Izzat Ibrahim, ditangkap hari ini, Jumat (28/8/20) setelah tujuh tahun tak diketahui keberadaannya, demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri rezim berdarah Mesir yang dilansir Middle East Eye (MEE), Jumat (28/8).

Menurut pernyataan kementerian rezim yang dikutip oleh media lokal, Mahmoud Izzat ditangkap di sebuah apartemen di kawasan Kairo Baru timur ibu kota “setelah pasukan rezim berdarah itu memantau pergerakannya sesaat”.

Saat penggeledahan apartemen, pasukan keamanan rezim kudeta tersebut menemukan “Sejumlah komputer, ponsel dengan program terenkripsi untuk mengamankan komunikasi serta manajemen para pemimpin dan anggota organisasi di dalam dan di luar negeri,” bunyi pernyataan itu.

Prof Mahmoud Izzat adalah salah satu dari beberapa pemimpin Ikhwan dan pengunjuk rasa anti-pemerintah yang telah dijatuhi hukuman mati sejak 2013.

Dia dihadapkan pada banyak vonis hukuman mati yang dikeluarkan secara in absentia (tidak dihadiri terdakwa), serta hukuman penjara seumur hidup atas berbagai tuduhan, termasuk spionase dan kepemimpinan kelompok yang melanggar hukum. Menurut hukum Mesir, mereka yang divonis in absentia akan diadili ulang setelah ditangkap.

Baca Juga

Masih belum jelas siapa yang akan bertindak sebagai pemimpin Ikhwan setelah penahanan Ezzat. Pihak Ikhwan sendiri belum merespons penangkapan tersebut.

Tindakan biadab rezim berdarah Sisi terhadap para pemimpin Ikhwan

Prof Mahmoud Izzat (76), telah memegang posisi sebagai Mursyid Aam (Pemimpin Umum) Ikhwanul Muslimin sejak penangkapan pemimpin paling senior gerakan itu, Syaikh Prof Dr Mohamed Badi’, menyusul kudeta militer berdarah tidak sah tahun 2013 yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Abdel Fattah el-Sisi.

Sisi, sekarang Presiden (hasil kudeta) Mesir, menggulingkan pendahulunya yang terpilih secara sah dan demokratis, dari Ikhwanul Muslimin, Dr Mohammad Mursi, pada Juli 2013. Sejak itu, Sisi, yang mantan jenderal angkatan darat tersebut, telah memimpin aksi kekerasan terhadap para pemimpin dan pendukung Ikhwanul Muslimin, serta kelompok oposisi sekuler yang mengkritik rezim ilegalnya.

Kelompok HAM internasional, Human Rights Watch (HRW), memperkirakan lebih dari 60.000 tahanan politik mendekam dalam penjara sejak Sisi menjadi presiden yang dipaksakan pada 2014. Sementara banyak tokoh politik lainnya tinggal yang di pengasingan, urung kembali ke Mesir, karena akan mengalami nasib yang sama: ditangkap. (mus)

Baca Juga